kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Lanjutkan Penguatan, Begini Proyeksi Rupiah untuk Perdagangan Senin (10/6)


Minggu, 09 Juni 2024 / 22:37 WIB
Lanjutkan Penguatan, Begini Proyeksi Rupiah untuk Perdagangan Senin (10/6)
ILUSTRASI. Petugas menghitung mata uang Rupiah dan Dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Kamis (30/5/2024). Rupiah Diramal akan Kembali Menguat, Begini Proyeksinya untuk Senin (10/6)


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

Ibrahim menjelaskan bahwa permintaan dolar AS meningkat untuk kegiatan Haji dan pembayaran dividen serta kupon kepada nonresiden, yang berpotensi menggerus cadangan devisa. Namun, posisi cadangan devisa masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Dengan demikian, Ibrahim memproyeksi bahwa pada perdagangan Senin (10/6), rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat di rentang Rp 16.140 - Rp 16.230.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan bahwa sentimen yang mendorong rupiah menguat adalah data ketenagakerjaan AS, Initial Jobless Claims, yang tercatat mengalami peningkatan, sehingga mendorong ekspektasi pelonggaran data ketenagakerjaan AS.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan Saat Indeks Syariah Tertekan

“Penguatan rupiah juga didukung oleh data cadangan devisa Indonesia yang meningkat menjadi US$ 139 miliar dari sebelumnya US$ 136,2 miliar,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Sabtu (8/5).

Josua menjelaskan bahwa sepanjang minggu ini, rupiah mampu terapresiasi 0,34% (WtW) karena data AS yang cenderung menunjukkan perlambatan ekonomi, sehingga memicu peningkatan sentimen risk-on di pasar Asia.

Josua pun memprediksi bahwa pada Senin (10/6), rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 16.075 - Rp 16.275, sejalan dengan potensi apresiasi nilai tukar rupiah pasca rilis data inflasi dan rapat FOMC.

“Data inflasi diperkirakan melambat, dan kami perkirakan the Fed akan memberikan sinyal yang less hawkish pada pekan ini,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×