kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Langkah Waskita (WSKT) bangun PLTSa mampu perkuat ketahanan energi


Selasa, 23 Juli 2019 / 17:25 WIB
Langkah Waskita (WSKT) bangun PLTSa mampu perkuat ketahanan energi


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT, anggota indeks Kompas100 ini) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Bali.  Pembangunan PLTSa tersebut, merupakan komitmen Waskita untuk peduli terhadap ketahanan energi nasional.

Untuk diketahui,  dalam membangun PLTSa, Waskita menggandeng PT Indonesia Power. Penandatanganan Head of Agreement (HoA) dilakukan oleh President Director PT Waskita Karya (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Putra dan President Director PT Indonesia Power Sripeni Inten Cahyani, pada 29 Januari 2019.

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) ini merupakan tindak lanjut dari proyek revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung, Bali yang diperoleh Waskita pada tahun 2017.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) wajibkan kepala proyek laporkan LHKPN

Adapun pekerjaan yang sudah berjalan, meliputi pekerjaan persiapan, penutupan & penataan TPA eksisting, pembangunan sanitary landfill baru, pematangan lahan PLTSa, optimalisasi instalasi pengolahan lindi (IPL) eksisting, infrastruktur pendukung, dan desain.

Pengembangan Proyek Instalasi Pengolahan Sampah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) ditargetkan akan beroperasi mulai Tahun 2021 dengan tahap konstruksinya dimulai pada tahun 2019 ini. Dengan nilai Investasi mencapai US$ 120 Juta dan dapat menampung 1.200 ton sampah per hari.

Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Shastia Hadiarti menyampaikan, Waskita komitmen untuk terus mendukung langkah pemerintah, guna memperkuat ketahanan energi. Pembangunan PLTSa juga sejalan dengan visi Waskita, untuk selalu memberi nilai lebih bagi lingkungan dan masyarakat.

Pengamat Ekonomi Energi dan Pertambangan Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi menilai, langkah Waskita membangun pembangkit, di luar bisnis inti yang dijalani di sektor konstruksi, merupakan bukti bahwa perusahaan mampu melihat lebih jauh dan visioner, karena turut mendukung ketahanan energi nasional.

Baca Juga: Hadapi industri 4.0, Waskita (WSKT) kembangkan teknologi IoT di bisnis konstruksi

“Langkah Waskita ini, juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, untuk memaksimalkan semua potensi sumber energi yang  ada di dalam negeri, agar turut mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Fahmy dalam keterangannya, Selasa (23/7).

Kata Fahmy, pemerintah memang sudah memiliki rencana membangun PLTSa di 12 daerah. Bahkan, amanat bagi kedua belas Kepala Daerah itu sudah dituangkan ke dalam Peraturan Presiden (Perpres) 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

“Tentu saja langkah Waskita membangun PLTSa, dengan sinergi BUMN, merupakan langkah tepat karena turut berkontribusi memperkuat ketahanan energi,” ujar Fahmy. 

Kata Fahmy, PLTsa adalah pembangkit listrik yang dihasilkan dari sampah menjadi gas methan (biomas). Teknologi PLTSa menggunakan pendekatan zero waste, sehingga sampahnya hilang setelah diubah menjadi biomas.

Baca Juga: Saham Sektor Infrastruktur Masih Akan Jadi Penggerak Bursa

Teknologi tersebut sudah diterapkan di banyak negara yang memenuhi standar emisi ramah lingkungan, yang dioperasikan di dalam kota.

Nah, agar proyek PLTSa seperti yang akan dibangun Waskita, agar berjalan lancar, perlu dukungan dari pemerintah pusat. Untuk meringankan beban Pemerintah Daerah dan pengembang PLTSa, Pemerintah Pusat bisa memberikan insentif fiskal dan subsidi kepada Pemerintah Daerah dan pengembang PLTSa.

Kata Fahmy, di tahap awal pengembangan Pembangkit Listrik dengan menggunakan energi baru terbarukan (EBT) memang harus diberikan fiscal insentifs dan subsidi agar volume produksi mencapai economics of scale dan harga penjualan listrik bisa mencapai harga keekonomian.

Namun, jangan pernah memberikan tarif insentif, karena akan memberatkan bagi PLN, yang ujung-ujungnya beban itu akan dibebankan kepada konsumen dalam bentuk kenaikan tarif listrik.

Baca Juga: Jawara sejak awal tahun, saham infrastruktur terdongkrak Jokowi effect

Langkah Waskita, bersinergi dengan Pemerintah Daerah juga sudah tepat. Di sisi lain, dalam bekerja sama dengan mitra, baik BUMD maupun Swasta. Pemilihan mitra itu harus dilakukan melalui lelang terbuka sesuai ketentuan.

Berhubung harga jual listrik kepada PLN sudah ditetapkan dalam Perpres 35/2018, pemilihan mitra bukan didasarkan pada besaran harga jual listrik, melainkan pada besaran tipping fee yang ditawarkan.

Kata Fahmy, pembangunan PLTSa sesungguhnya memberikan mutual benefit karena akan memperbesar bauran EBT PLN, yang ditargetkan mencapai 23% pada 2025, serta ikut berkontribusi dalam pengelolaan sampah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

Baca Juga: Beberapa investor asing dan lokal minati konsensi tol Waskita Karya (WSKT)

Sedangkan bagi Pemerintah Daerah, pengembangan PLTsa dengan pengolahan sampah menjadi listrik akan mengatasi permasalahan sampah di daerah, sehingga menciptakan lingkungan kota yang bersih dan sehat.

“Kerja sama Waskita dengan sinergi BUMN dapat mempercepat realisasi pengembangan PLTSa di 12 Daerah, yang menjadi solusi pengelolaan sampah,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×