Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) diyakini masih cerah, salah satunya disokong oleh rencana transformasi digital emiten perbankan syariah ini.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Erni Marselia Siahaan menyebut, BTPS akan meluncurkan aplikasi mobile banking pada paruh pertama 2022, yang mana soft launching-nya akan digelar pada Desember tahun ini. Kehadiran mobile banking ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mobile/internet banking nasabah, baik individu maupun deposan institusi.
Erni menyebut, kehadiran mobile banking ini tidak terlepas dari melonjaknya permintaan tabungan dari nasabah. Permintaan tabungan melesat sebesar 34% secara year-on-year (YoY) dan naik 16% secara quarter-on-quarter (QoQ) menjadi Rp 2,6 triliun per kuartal ketiga 2021
“Kami menilai ini merupakan strategi yang baik karena akan melengkapi layanan pendanaan BTPS dan membuka peluang untuk lebih banyak Current Account Saving Account (CASA) di masa depan,” terang Erni.
Baca Juga: Analis Rekomendasikan Beli Saham Pakuwon Jati (PWON), Simak Ulasannya
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama menilai, melihat transformasi digital ini dapat berdampak positif bagi kinerja BTPS ke depan. Berdasarkan data lima tahun terakhir, BTPS mencatatkan pertumbuhan pembiayaan secara tingkat pertumbuhan tahunan majemuk atau compounded annual growth rate (CAGR) sebesar 17,43%.
Sedangkan pendapatan operasional bersih secara CAGR sebesar 1,.02%. Okie melihat pertumbuhan tersebut masih dapat terjaga di level positif di tahun depan. “Hal ini mengingat pemulihan ekonomi dapat berdampak pada membaiknya kinerja sektor dan akan membantu perbankan dalam perbaikan kualitas aset,” terang Okie kepada Kontan.co.id, Selasa (28/12).
Erni mengatakan, BTPS juga memperbarui rencana PT BTPN Syariah Ventura, anak perusahaan baru, yang bertujuan untuk mengamankan peluang kebutuhan ekosistem digital dalam berbagai layanan perbankan. Anak perusahaan non-bank itu akan menambah fleksibilitas bagi BTPS dibandingkan hanya bermitra dengan startup dan mitra logistik.
Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya menyebut, platform digital mutakhir yang dicanangkan BTPS akan memudahkan agen BTPS dalam mengamankan nasabah baru yang belum tersentuh. Kehadiran aplikasi digital ini pun akan membawa pengaruh yang positif terhadap BTPS.
“Karena akan mempermudah untuk penetrasi market baru, terutama micro loan atau nasabah mikro,” terang Andrey kepada Kontan.co.id, Selasa (28/12).
Baca Juga: Bakal Dapat PMN, Samuel Sekuritas Rekomendasikan Beli Saham WSKT
Selain itu, relaksasi pembatasan aktivitas masyarakat memungkinkan BTPS untuk menjajaki pangsa pasar baru. Per akhir September, BTPS melayani 6 juta nasabah dengan sebanyak 4 juta nasabah yang aktif. Angka ini mencakup 236.000 komunitas. Hal ini menjadikan BTPS sebagai salah satu bank dengan basis nasabah mikro terbesar di Indonesia.
Per Sembilan bulan pertama 2021, BTPS membukukan kinerja yang solid. Laba bersih per akhir kuartal III-2021 melonjak 116% yoy menjadi Rp 1,1 triliun. Realisasi ini sejalan dengan proyeksi RHB Sekuritas, dimana mencerminkan 77% dari proyeksi.
Sementara pada periode kuartal III-2021, BTPS mengempit laba bersih sebesar Rp 326 miliar, menurun 17,5% secara kuartalan namun melesat 226% secara tahunan.
BTPS juga berhasil mempertahankan pendapatan operasional sebelum pencadangan atau pre-provisioning operating profit (PPOP). Meskipun pertumbuhan ekonomi sepanjang Juli-Agustus melambat selama puncak pandemi, PPOP milik BTPS pada kuartal III-2021 berada pada level Rp 652 miliar, menurun 0,2% secara kuartalan namun naik 28,9% secara tahunan.
PPOP ini didorong oleh biaya pendanaan atau cost of funding (CoF) yang lebih rendah dan biaya operasional yang dikelola dengan baik.
Tahun ini, Ciptadana Sekuritas memproyeksikan BTPS akan membukukan net interest margin senilai Rp 4,35 triliun dan akan naik menjadi Rp 5,16 di tahun depan. Sementara net profit BTPS diperkirakan sebesar Rp 1,49 triliun di akhir tahun ini dan akan naik menjadi Rp 2,10 triliun di tahun depan.
Dus, Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BTPS dengan target harga Rp 4.420 per saham. Target ini naik dari target harga sebelumnya di Rp 3.910. Erni meyakini, biaya kredit BTPS akan turun menjadi 4,8% pada 2022 setelah melonjak pada paruh kedua 2021.
Andrey men-downgrade rating BTPS dari semula beli menjadi netral, dengan target harga naik menjadi Rp 3.780 dari sebelumnya Rp 3.500. Platform mobile banking yang akan segera diluncurkan akan menembus segmen pasar baru dan memperluas CASA.
Sementara Okie merekomendasikan beli untuk saham BTPS dengan target 4.650. Pada perdagangan Selasa (28/12), saham BTPS ditutup melemah 1,07% ke level Rp 3.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News