kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lakukan efisiensi, Kimia Farma (KAEF) pangkas belanja modal jadi Rp 1,44 triliun


Rabu, 22 April 2020 / 18:57 WIB
Lakukan efisiensi, Kimia Farma (KAEF) pangkas belanja modal jadi Rp 1,44 triliun
ILUSTRASI. Petugas apotek melayani konsumen di apotek Kimia Farma Padang, Sumatera Barat


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Holding BUMN Farmasi yaitu PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melakukan efisiensi biaya di tengah pandemi Covid-19. 

Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Verdi Budidarmo mengatakan, KAEF bakal mengurangi anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 547 miliar menjadi Rp 1,44 triliun untuk tahun ini.

Sebelumnya, emiten ini mengalokasikan jumlah belanja modal sebesar Rp 1,98 triliun. “Strategi pada tahun ini, kami melakukan pengurangan terhadap capex menjadi Rp 1,44 triliun,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR-RI secara virtual, Jakarta, Selasa (21/4).

Baca Juga: Indofarma (INAF) Bertransformasi Jadi Produsen Alkes, KAEF Fokus di Obat

Selanjutnya, Kimia Farma juga menurunkan jumlah pinjaman berbunga secara bertahap pada tahun 2020. Ia bilang jumlah pinjaman berbunga tahun ini akan diturunkan sebesar Rp 837 miliar menjadi Rp 7,43 triliun.

Selain memangkas belanja modal, Kimia Farma juga menerapkan efisiensi dengan memotong beban usaha. Adapun, KAEF memangkas anggaran beban usaha pada tahun 2020 sebesar Rp 208 miliar menjadi Rp 3,55 triliun, sebelumnya anggaran beban usaha sebesar Rp 3,76 triliun.

Pada tahun ini, KAEF juga fokus untuk mendukung pemerintah dalam menangani Covid-19 dalam bidang logistik obat, alat kesehatan, dan layanan kesehatan. “Dengan target pendapatan tahun ini sebesar Rp 11,7 triliun,” tambahnya.

Dari periode 2017 hingga 2019, Verdi memaparkan belanja modal KAEF naik setiap tahunnya. Pada tahun 2017 KAEF mengucurkan belanja modal sebesar Rp 788 miliar, kemudian pada 2018 sebesar Rp 1,35 triliun, dan pada tahun 2019 mencapai Rp 2,53 triliun.

Salah satu penggunaan belanja modal adalah untuk mengintegrasikan beberapa pabrik dengan memindahkan pabrik yang berlokasi di Medan ke Banjaran agar lebih efisien. Selain itu, Kimia Farma juga membangun pabrik rapid test di Bali.

“Kami dalam dua tahun ini juga tengah membangun pabrik bahan baku obat di Cikarang bekerjasama dengan mitra kami dari Korea Selatan,” jelasnya.

Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) impor 10.000 boks rapid test dari Belanda

Pada tahun lalu, perusahaan ini juga menggunakan dananya guna melakukan akuisisi Phapros. Tak hanya itu, emiten farmasi ini berupaya untuk terus menguatkan jaringan retailnya. Kimia Farma bahkan menggandeng perusahaan Arab Saudi untuk membuka jaringan toko di Mekkah dan Madinah.

Sejauh ini sudah ada 41 toko milik Kimia Farma di Arab Saudi. “Serta melakukan pembangunan produksi injeksi yang ada di Pulo Gadung,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×