Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus mencetak rekor baru beruntun di hari ketiga, Rabu (5/5). Mengacu data RTI, indeks melaju 0,04% atau 2,394 poin ke level 5.654,217 mengakhiri perdagangan sesi I.
Volume perdagangan sebesar 9,86 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,50 triliun. Tercatat 164 saham bergerak naik, 122 saham bergerak turun, dan 105 saham stagnan.
Empat sektor saham mampu menjaga laju IHGS. Sektor industri dasar paling tinggi penguatannya 1,68%, dan keuangan 0,61%. Sedangkan, sektor paling dalam penurunannya yakni pertambangan 0,74%.
Saham-saham top gainers LQ45 antara lain; PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 2,12% ke Rp 386, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 1,93% ke Rp 422, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,64% ke Rp 17.025.
Saham-saham top losers LQ45 antara lain; PT AKR Corporindo Tk (AKRA) turun 3,09% ke Rp 6.275, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 2,33% ke Rp 1.885, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) turun 2,14% ke Rp 2.290.
Pada sesi I, asing masih mencatatkan aksi belinya Rp 218,577 miliar. Sedangkan di pasar reguler, beli bersih asing Rp 153,232 miliar.
"Kenaikan IHSG dipicu oleh optimisme pelaku pasar atas pencapaian dari kinerja keuangan emiten tahun 2016 yang secara rata-rata menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere dikutip dari Antara.
Ia menambahkan bahwa optimisme pelaku pasar terhadap kinerja keuangan perusahaan diperkirakan berlanjut hingga publikasi laporan keuangan kuartal pertama 2017 yang juga akan dirilis pada akhir April 2017. Membaiknya indikator makro ekonomi Indonesia pada tahun 2017 menjadi alasan bagi pelaku pasar optimistis terhadap pasar saham.
"Katalis positif dari laporan keuangan yang bersamaan pula dengan ekspektasi fundamental makro ekonomi yang membaik memberikan kepercayaan besar bagi pelaku pasar saham untuk melakukan investasinya di Indonesia," katanya.
Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa saat kenaikan IHSG dalam beberapa hari terakhir, terdapat potensi terjadinya aksi ambil untung yang dilakukan pemodal untuk merealisasikan keuntungan jangka pendek.
Penguatan IHSG pun mulai melambat. Tengok saja, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 5.671,279. Tetapi kemudian berbalik arah hingga berakhir pada level 5.654.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News