kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,37   -3,13   -0.34%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju Inflasi AS Turun, Harga Aset Kripto dan Bitcoin Terbang


Kamis, 13 Juli 2023 / 13:19 WIB
Laju Inflasi AS Turun, Harga Aset Kripto dan Bitcoin Terbang
ILUSTRASI. Harga aset kripto terbang setelah laju inflasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga aset kripto terbang setelah laju inflasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan. Penurunan laju inflasi belum tentu akan membatalkan niat Federal Reserve mengerek suku bunga di pertemuan bulan Juli 2023.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan, Indeks Harga Konsumen (CPI) bulanan hanya naik 0,2%, di bawah ekspektasi pasar sebesar 0,3%. Kenaikan inflasi tahunan atau year-on-year (YoY) sebesar 3,0%, juga lebih rendah dari ekspektasi 3,1%. Ini menandai penurunan inflasi AS yang signifikan dari angka bulan sebelumnya sebesar 4,0%.

Setelah data CPI AS terbaru diumumkan pada Kamis (12/7) malam, Bitcoin (BTC) sempat melonjak menjadi US$ 30.905 dari US$ 30.750 sebelum jatuh ke US$ 30.802,40 beberapa menit kemudian. Sementara itu, sebagian besar altcoin dalam 10 aset kripto teratas berdasarkan kapitalisasi pasar naik hampir 1% dalam 24 jam terakhir.

Baca Juga: IHSG Berbalik Arah pada Sesi Pertama, Terkoreksi 0,19% ke Level 6.795,5

Trader External Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan, data CPI untuk bulan Juni 2023 telah mengirimkan riak optimisme ke seluruh pasar kripto dan Bitcoin. Angka-angka terbaru mengungkapkan penurunan inflasi yang mengejutkan sehingga memicu harapan akan prospek positif. Tetapi investor belum bergairah untuk langsung masuk meramaikan pasar guna melakukan akumulasi

"Sering kali ada reaksi pasar awal yang menggembirakan terhadap rilis CPI yang positif. Reli ini sering berlangsung antara 5 dan 15 menit, namun setelah itu mulai melemah dan menjadi bull trap. Harga kripto, terutama Bitcoin kemudian cenderung mencari likuiditas,” kata Fyqieh dalam siaran pers, Kamis (12/7).

Menurut Fyqieh, salah satu penyebab gagalnya kenaikan harga Bitcoin adalah pelaku pasar masih yakin kebijakan The Fed akan memutuskan mendukung kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan 25-26 Juli mendatang.

CME FedWatch menunjukkan pelaku pasar yakin probabilitas 91% bahwa kenaikan suku bunga 0,25% akan terjadi pada Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya. Keputusan itu akan membawa suku bunga ke kisaran 5,25%-5,50%.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terus Naik Kamis (13/7): Brent ke US$80,47 dan WTI ke US$76,04

Fyqieh memandang, angka inflasi AS bulan Juni kemungkinan besar akan mempengaruhi keputusan The Fed. Upaya The Fed sejauh ini tampaknya membuahkan hasil jika melihat inflasi tahunan yang turun 1% dari bulan sebelumnya. Namun, pembacaan data inflasi yang sangat bagus tidak mungkin menghalangi Fed untuk menaikkan suku bunga bulan ini.

Penting untuk dicatat bahwa pekerjaan inflasi The Fed mungkin belum selesai. Meskipun inflasi utama cenderung lebih rendah dan mendekati target 2% dengan cepat, namun indeks harga konsumen untuk makanan dan energi masih sangat tinggi, sehingga menyebabkan ketakutan akan munculnya kembali inflasi yang lebih tinggi.

“Tetapi perlu dicatat bahwa kenaikan suku bunga nanti berpotensi menjadi yang terakhir dalam siklus saat ini," ujar Fyqieh.

Baca Juga: Prediksi Dolar AS Bakal Mati, Robert Kiyosaki Sarankan Beli 3 Aset Ini

Fyqieh menganalisis, grafik harian menunjukkan resistensi uji Bitcoin di level yang lebih rendah dari rentang US$ 30.750–US$ 31.250 untuk hari 21 berturut-turut. Namun, BTC tetap di atas EMA 50-day (US$ 29.051) dan 200-day (US$ 26.432). Hal ini menandakan momentum bullish dalam jangka pendek dan panjang.

Khususnya, EMA 50-day terus menjauh dari EMA 200-day dan mencerminkan momentum bullish. Selanjutnya, harga BTC memasuki fase koreksi yang ditandai dengan harga sideways. Sementara itu, harga telah membentuk pola wedge naik, umumnya menunjukkan kemungkinan pembalikan. Penurunan di bawah batas bawah irisan menunjukkan potensi pembalikan prospek jangka menengah.

Penting untuk disebutkan bahwa level resistensi US$ 30.000 juga memiliki resistensi psikologis yang signifikan, meningkatkan kemungkinan penolakan jangka menengah dari level harga kritis ini. Namun, jika penolakan benar-benar terjadi, target Bitcoin selanjutnya adalah wilayah dukungan statis di US$ 28.800.

Namun, penembusan di atas zona resistensi US$ 30.000 dapat memicu lonjakan harga yang cepat menuju level resistensi yang lebih tinggi. Jika berhasil tembus di level resistance tersebut, BTC akan naik menuju level US$ 31.150-US$ 32.250.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×