Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Harga komoditas emas melambung di tengah ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea dan isu suku bunga The Fed. Meski ada potensi koreksi, namun harga emas diduga masih cukup bullish.
Mengutip Bloomberg, Senin (4/9) pukul 15.47 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 di Commodity Exchange melesat 0,95% ke posisi US$ 1.343,10 per ons troi. Ini harga tertinggi sejak September 2016.
"Selain faktor geopolitik, sentimen domestik AS juga turut membayangi pergerakan emas," kata Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures, Senin (4/9).
Rilis data ketenagakerjaan Paman Sam yang tidak sesuai harapan memicu keraguan atas rencana kenaikan suku bunga The Fed. Ini menguntungkan emas. Posisi dollar AS yang juga tertekan terhadap sejumlah mata uang utama dunia menjadikan emas dinilai lebih menarik dan aman.
"Major fundamental ada pada kebijakan The Fed yang meragukan kenaikan suku bunga karena ancama inflasi yang hingga saat ini belum jelas," imbuh Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Central Capital Futures.
Deddy menambahkan, reformasi pajak yang diusung Trump juga menjadi perhatian pasar. "Apalagi nilai utang AS yang tetap tinggi diperkirakan akan mengancam ekonomi AS," paparnya.
Pasalnya, utang AS ke China menduduki peringkat pertama senilai US$ 1,15 triliun per Juni 2017 alias naik US$ 44 miliar dalam sebulan. Sementara, rencana reformasi pajak yang digadang Trump untuk mengurangi pajak perusahaan menjadi 15% dari 35% dapat memukul pendapatan negara. Jika kebijakan ini dilaksanakan pendapatan AS dapat berkurang sebesar US$ 3 triliun hingga US$ 5 triliun. Namun, regulasi ini akan sangat menguntungkan pihak pengusaha, karena alokasi yang harus disetor ke pajak mengecil.
Meski akan ada ancaman koreksi jangka pendek, namun Wahyu menyebut, emas masih akan bullish. Prediksinya, emas bergerak dengan support di US$ 1.320-US$ 1.300 dan resitance antara US$ 1.350-US$ 1.360.
Wahyu menyarankan buy on weakness atau agressive buying. Pasalnya dengan membeli saat posisi koreksi, akan dapat menguntungkan investor selama angka resistance belum ditembus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News