Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Pamor aset safe haven, seperti emas, melonjak di tengah ketegangan geopolitik. Uji coba nuklir Korea Utara yang menyebabkan gempa bumi 6,3 skala ritcher mendongkrak emas ke level tertinggi setahun.
Mengutip Bloomberg, Senin (4/9) pukul 15.47 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 di Commodity Exchange melesat 0,95% ke posisi US$ 1.343,10 per ons troi. Ini harga tertinggi sejak September 2016.
Kenaikan harga emas sudah berlangsung sejak sepekan terakhir, akibat ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Korea Utara terus meningkat. Terbaru, pemerintah Pyongyang mengklaim telah mengembangkan bom hidrogen yang dapat dimuat ke dalam rudal balistik.
"Aksi provokasi Korut ini memicu reaksi pasar sehingga investor mengalihkan asetnya ke save haven," jelas Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures, Senin (4/9).
Selain itu, permintaan emas fisik dari India meningkat. Permintaan pada kuartal III 2017 naik menjadi 750 ton. Mengutip Bloomberg, India sebagai pengguna emas terbesar kedua di dunia tengah merencanakan perombakan di sektor emas. India selama ini memperdagangkan emas di bursa sebagai komoditas futures dan sedang mengupayakan aturan pertukaran emas spot lokal yang bakal dirampungkan pada November.
Secara teknikal, Deddy melihat harga emas masih bergulir di atas garis moving average (MA) 50, 100 dan 200. Senada dengan MACD di area positif yang menunjukkan kans emas masih menguat. Sedangkan, stochastic di area 89 dan Relative Strength Index (RSI) di level 76, yang keduanya menunjukkan kondisi overbought dengan potensi koreksi.
Prediksi Deddy, Selasa, harga emas akan berada di kisaran US$ 1.328-US$ 1.345. Ia merekomendasikan beli emas, karena hingga akhir tahun, logam mulia diperkirakan bisa melesat hingga US$ 1.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News