Reporter: Issa Almawadi |
JAKARTA. Baru satu setengah bulan tahun 2013 berjalan, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah berulang kali menembus rekor. Selain itu, perdagangan saham harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) pun terus tumbuh. Kedua hal ini memang positif, namun juga mendatangkan tantangan bagi otoritas bursa.
Pasalnya, pertumbuhan indeks dan transaksi di bursa belum diimbangi oleh pertumbuhan pasokan yaitu jumlah emiten.
"Indeks kan terus tumbuh. Nah, pertumbuhan inilah yang juga harus dijaga dengan pertumbuhan jumlah emiten dan investor," terang Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Hoesen di Jakarta, Jumat (22/2).
Untuk itulah, Hoesen berkata BEI akan menjaga target penambahan 30 emiten tahun ini. Apalagi, beberapa calon emiten yang ingin melantai di bursa pada tahun lalu, masih memproses rencana tersebut hingga saat ini.
Dengan begitu, tambah Hoesen, pertumbuhan indeks bisa tetap diimbangi pasokan sehingga tetap membuka ruang untuk tumbuh kembali.
Penambahan pasokan itu tidak hanya melalui penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Jalan lainnya menurut Hoesen adalah melalui penambahan jumlah saham oleh para emiten. Salah satu contohnya adalah dengan melakukan penawaran umum terbatas atau rights issue.
IPO dan rights issue sekaligus dapat menambah nilai kapitalisasi pasar (market capitalization) bursa. "Tahun lalu kan sudah mencapai Rp 4.000 triliun. Dengan penambahan jumlah emiten melalui IPO dan rights issue makan market cap juga akan bertambah," ucap Hoesen.
Sementara, 4 tahun ke depan, BEI berharap bisa mencatatkan 2 juta investor yang artinya 1% dari total jumlah penduduk di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News