Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Fina melanjutkan, manajemen baru TINS telah melakukan upaya strategis untuk meningkatkan kinerja. Di antaranya dengan penambahan unit kapal isap produksi, penerapan efisiensi di seluruh bisnis proses, peningkatan kapasitas produksi tambang primer, dan pembukaan tambang darat baru.
TINS juga meningkatkan recovery dengan mengoptimalkan unit-unit pengolahan. Di sisi lain, TINS melakukan pengamanan aset dan penegakan aturan serta kerja sama penambangan rakyat untuk mereduksi illegal mining di wilayah konsesi pertambangan.
Rekomendasi Saham
Dari sisi pergerakan saham, Andhika menyoroti secara teknikal TINS masih dalam fase downtrend dan semakin mendekati area support di level Rp 830. Meski begitu, fluktuasi saham TINS masih bisa dimanfaatkan untuk trading jangka pendek atau speculative buy dengan target ke Rp 935.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang melihat indikasi tekanan jual yang agresif, sehingga memberikan sinyal pelemahan lanjutan. Hanya saja, mempertimbangkan critical support di Rp 880, Alrich menaksir potensi pelemahan cenderung terbatas.
"Jika terjadi konsolidasi di kisaran support 880, bisa pertimbangkan entry di kisaran level tersebut karena berpotensi rebound," terang Alrich.
Pelaku pasar bisa mempertimbangkan buy on support TINS dengan target harga Rp 920 - Rp 1.000. Namun, waspadai Rp 880 sebagai level support dan stoploss jika anjlok dari posisi harga Rp 865.
Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas Ika Baby Fransiska menambahkan, saat ini saham TINS masih dalam fase distribusi. Secara jangka pendek, bisa dipertimbangkan buy on weakness di harga Rp 875 dengan target menuju ke Rp 930. Saran Ika, perketat stoploss pada level Rp 860.
Sementara itu, Felix menyematkan rekomendasi hold untuk TINS dengan level Rp 1.000 per saham sebagai target harga sampai akhir tahun 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
