Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Siloam Hospitals International Tbk (SILO) mencatat peningkatan kinerja hingga September 2025, dengan membukukan kenaikan pendapatan dan laba bersih.
Melansir laporan SILO yang dilansir di keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/10/2025), SILO mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 761,34 miliar.
Capaian ini meningkat 19,91% secara tahunan (YoY) dari laba setahun sebelumnya Rp 634,88 miliar.
Sejalan dengan raihan itu, pendapatan SILO ikut terungkit 3,31% YoY dari Rp 9,12 triliun menjadi Rp 9,42 triliun.
Baca Juga: Siloam International (SILO) Catat Laba Rp 761,34 Miliar per Kuartal III-2025
Ini ditopang oleh kenaikan pendapatan pada pos rawat jalan dari Rp 4,04 triliun menjadi Rp 4,39 triliun.
Di periode ini, margin EBITDA perseroan tercatat sebesar 28,5% atau Rp 2,08 triliun, naik 15,5% YoY dari 25,5% atau Rp 1,80 triliun setahun sebelumnya.
Adapun hingga September 2025, jumlah tempat tidur operasional SILO tumbuh 5,6% YoY menjadi 4.326. Namun, tingkat okupansinya mencapai 62,8%, turun 4,8% YoY dari capaian setahun sebelumnya yakni 67,7%.
Hal ini disebabkan oleh berkurangnya total pasien rawat inap sebesar 4,2% YoY menjadi 234.724, seperti yang juga terjadi pada total hari pasien menginap yang berkurang 2,3% YoY ke 742.102.
Presiden Direktur Siloam, David Utama, mengatakan, kinerja sembilan bulan pertama ini mencerminkan pemulihan pada bisnis layanan kesehatan, meskipun terjadi di tengah berbagai gejolak di Indonesia.
“Kami yakin kinerja akan terus meningkat pada kuartal berikutnya, didukung oleh disiplin pengelolaan biaya, eksekusi kuat atas transformasi next gen siloam (NGS), serta peningkatan berkelanjutan dalam kualitas layanan,” kata David dalam keterangan resmi, Rabu (29/10/2025).
Baca Juga: Saham Siloam Hospitals (SILO) Terus Tertekan, Begini Rekomendasi Analis
Selama kuartal III-2025, David menjelaskan, SILO telah memperluas kapabilitas klinisnya dengan meluncurkan program Stroke-Ready Hospitals. Tak hanya itu, SILO juga menghadirkan program Chest Pain-Ready Hospital yang telah diimplementasikan di 14 rumah sakit milik Siloam.
Sepanjang kuartal ini, SILO juga telah menambah tiga instalasi baru untuk sistem operasi berbantuan robotik, yakni ROSA Knee Robot di Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta, untuk operasi lutut; Velys System di Siloam Hospitals Mampang, Jakarta, untuk prosedur ortopedi generasi ketiga; dan Brainlab Cirq Robotic Suite di Siloam Hospitals Lippo Village, Jakarta, untuk bedah otak dan saraf.
Kini, Siloam telah mengoperasikan lima sistem robotik di seluruh Indonesia. “Hasil ini menunjukkan ketahanan model bisnis kami dan kemampuan Siloam untuk mengeksekusi secara efektif bahkan di tengah tantangan eksternal,” pungkas David.
Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai, pertumbuhan kinerja SILO ditopang oleh naiknya volume pasien dan layanan premium.
“Permintaan layanan kesehatan juga terus naik pasca pandemi, terutama untuk medical check-up rutin dan layanan spesialis,” kata Wafi kepada Kontan, Jumat (31/10/20205).
Selain itu, lanjut Wafi, ekspansi jaringan dan efisiensi operasional yang dijalankan juga membantu mengerek naik margin perusahaan di periode tersebut.
“Tren ini masih bisa lanjut di kuartal IV-2025 karena ada peningkatan permintaan musiman jelang akhir tahun dan kenaikan klaim asuransi,” taksir Wafi.
Baca Juga: Rekomendasi Teknikal Saham RAJA, ASRI, SILO dari Analis untuk Jumat (22/8)
Walau demikian, SILO menurutnya juga perlu mengelola biaya tenaga medis dan inflasi alat kesehatan ke depan. Terlebih, persaingan layanan rumah sakit swasta yang semakin ketat juga masih membayangi kinerja SILO ke depan.
Wafi memproyeksi, laba SILO hingga akhir tahun ini mampu tumbuh dalam rentang 18%-20% YoY, sementara pendapatannya 5%-6%.
“Momentumnya bisa tetap solid kalau strategi digitalisasi layanan dan pengembangan rumah sakit baru terus dijalankan,” imbuh Wafi.
Adapun secara valuasi, saham SILO dinilai Wafi masih relatif wajar dengan price to earnings ratio (PER) 25 kali. Dus, Wafi merekomendasi beli saham SILO dengan target harga Rp 2.400 per lembar.
Selanjutnya: Bank OCBC Catat Laba Bersih Rp 3,82 Triliun per Kuartal III-2025
Menarik Dibaca: Sadari Setelah Menstruasi, Langkah Kecil untuk Mencegah Kanker Payudara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













