Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli
Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai, pertumbuhan kinerja SILO ditopang oleh naiknya volume pasien dan layanan premium.
“Permintaan layanan kesehatan juga terus naik pasca pandemi, terutama untuk medical check-up rutin dan layanan spesialis,” kata Wafi kepada Kontan, Jumat (31/10/20205).
Selain itu, lanjut Wafi, ekspansi jaringan dan efisiensi operasional yang dijalankan juga membantu mengerek naik margin perusahaan di periode tersebut.
“Tren ini masih bisa lanjut di kuartal IV-2025 karena ada peningkatan permintaan musiman jelang akhir tahun dan kenaikan klaim asuransi,” taksir Wafi.
Baca Juga: Rekomendasi Teknikal Saham RAJA, ASRI, SILO dari Analis untuk Jumat (22/8)
Walau demikian, SILO menurutnya juga perlu mengelola biaya tenaga medis dan inflasi alat kesehatan ke depan. Terlebih, persaingan layanan rumah sakit swasta yang semakin ketat juga masih membayangi kinerja SILO ke depan.
Wafi memproyeksi, laba SILO hingga akhir tahun ini mampu tumbuh dalam rentang 18%-20% YoY, sementara pendapatannya 5%-6%.
“Momentumnya bisa tetap solid kalau strategi digitalisasi layanan dan pengembangan rumah sakit baru terus dijalankan,” imbuh Wafi.
Adapun secara valuasi, saham SILO dinilai Wafi masih relatif wajar dengan price to earnings ratio (PER) 25 kali. Dus, Wafi merekomendasi beli saham SILO dengan target harga Rp 2.400 per lembar.
Selanjutnya: Bank OCBC Catat Laba Bersih Rp 3,82 Triliun per Kuartal III-2025
Menarik Dibaca: Sadari Setelah Menstruasi, Langkah Kecil untuk Mencegah Kanker Payudara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













