Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan berhasil meningkatkan perolehan laba bersih pada laporan keuangan periode terakhirnya. Meski perusahaan mampu memacu pertumbuhan laba bersih, tapi tidak semua saham dari emiten tersebut layak dibeli. Mari kita simak rekomendasi analis terkait saham yang prospek setelah perusahaan meningkatkan laba bersih.
Dari anggota indeks Kompas100, beberapa emiten dengan pertumbuhan laba tertinggi ada PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Astra Agro Lestasi Tbk (AALI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).
Sepanjang semester pertama tahun ini, emiten berkode saham SSMS membukukan kenaikan laba bersih 592,1% yoy menjadi Rp 696,3 miliar pada semester pertama 2021. Kenaikan laba bersih SSMS lantaran pendapatan yang juga naik 32,1% secara year on year menjadi Rp 2,3 triliun pada semester pertama 2021.
Baca Juga: Sawit Sumbermas (SSMS) yakin kenaikan kinerja berlanjut hingga tutup tahun
Manajemen SSMS memprediksi pertumbuhan kinerja yang positif masih bakal berlanjut hingga akhir tahun. Sekretaris Perusahaan Sawit Sumbermas Sarana Swasti Kartikaningtyas menyatakan, pendorong kinerja perusahaan ini karena harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang sekarang ini dibanderol dengan cukup tinggi.
Bahkan pada pekan lalu, harga CPO berjangka untuk pengiriman Januari 2022 di Malaysia Derivative Exchange kembali menorehkan rekor tertinggi setelah naik 2,47% ke RM 5.083 per ton. Selain ditopang oleh harga jual yang berada dalam tren positif, Kartika bilang, sekarang ini produktifitas SSMS termasuk yang tertinggi di Indonesia, berkat usia tanamannya yang masih sangat produktif.
“SSMS terus mengupayakan penjualan CPO dapat melampaui realisasi penjualan CPO di tahun lalu. Permintaan dan penjualan CPO SSMS masih sangat baik,” ungkap dia kepada Kontan.co.id, Senin (25/10).
Baca Juga: Laba bersih Nippon Indosari (ROTI) melejit 65% pada kuartal III 2021
Sebelumnya, emiten pemasok produk petrokimia dengan kode saham TPIA juga optimistis mencapai target pertumbuhan kinerja pendapatan hingga US$ 2,5 miliar pada tahun ini atau naik 32,97% dari perolehan tahun lalu.
TPIA membukukan pendapatan senilai US$ 1,26 miliar di semester pertama 2021. Jumlah ini naik 50% dari realisasi pendapatan di periode sama tahun lalu sebesar US$ 839,3 juta.
Melesatnya pendapatan bermuara pada membaiknya bottom line TPIA. Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 164,38 juta. Berbanding terbalik dari semester pertama tahun lalu dimana TPIA masih menanggung kerugian bersih US$ 40,12 juta.
Baca Juga: Simak kinerja keuangan Fajar Surya Wisesa (FASW) di kuartal III-2021
Rekomendasi saham
Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai, emiten-emiten yang mencatatkan laba bersih tinggi tersebut berpotensi melanjutkan pertumbuhannya hingga akhir tahun ini, khususnya di kuartal akhir. Oleh karena itu, saham dari emiten tersebut direkomendasikan untuk dicermati mulai perdagangan hari ini.
“Ada peluang kembali tumbuh, terutama saham emiten di industri perkebunan, dimana harga CPO berada dalam tren kenaikan,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (26/10).
Tak hanya dari sektor CPO, Sukarno menilai, emiten perbankan juga memiliki potensi kenaikan kinerja seiring pemulihan ekonomi serta suku bunga yang rendah menjadikan peluang pertumbuhan kredit untuk dapat meningkat.
Baca Juga: Pendapatan AKR Corporindo (AKRA) naik 24% per kuartal III-2021, ini pendorongnya
Sukarno melihat pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini emiten dari sektor batubara berpotensi mencatatkan kenaikan laba tertinggi. Hal tersebut didorong oleh kenaikan harga komoditas batubara yang cukup signifikan dibandingkan komoditas lainnya.
“Mayoritas emiten sektor terkait sepertinya memanfaatkan momentum meningkatkan kinerja di tengah kenaikan harga coal,” tambah Sukarno.
Lebih lanjut Sukarno menjelaskan, bahwa hasil dari rilis laporan keuangan emiten akan berdampak positif pada pergerakan saham-saham emitennya. Dari jajaran saham emiten dengan kenaikan tertinggi, Sukarno rekomendasi saham BBTN, AALI, BRIS, LSIP, TPIA, dan ERAA bisa dicermati.
Sebab, selain kinerjanya yang bagus kondisi valuasinya juga masih tergolong rendah. Ia rekomendasi pelaku pasar bisa hold atau buy on weakness atas saham BBTN, AALI, BRIS, LSIP, TPIA, dan ERAA jika harga mengalami koreksi wajar.
Selanjutnya: Fundametal solid, ini rekomendasi saham Surya Citra Media (SCMA) dari Henan Putihrai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News