Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) membukukan kenaikan pendapatan hingga kuartal III/2023. Namun, laba bersih perseroan terpantau turun.
Berdasarkan laporan keuangan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), laba tersebut turun 34,37% secara year on year (yoy) menjadi Rp 937,25 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 1,42 triliun.
Menanggapi hal tersebut, Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, adanya penurunan laba tersebut karena bergerak di sektor emiten unggas tidak mudah, dan banyak faktor yang mempengaruhi seperti harga jual, harga bahan baku dan fluktuasi nilai tukar.
Baca Juga: JAPFA Year End Chess Tournament 2023, Suguhkan Adu Pikir lewat Catur Cepat
“Tapi kalau kita lihat, secara kuartal ada peningkatan laba signifikan sebesar 160%. Namun selama ini memang untuk memperkirakan performa atau kinerja para emiten sektor ayam ini tidak mudah,” ujar Pandhu kepada Kontan.co.id, Senin (18/12).
Selain itu, Pandhu menyebutkan kinerja kuartal keempat JPFA ini cukup mengecewakan, lebih rendah dari ekspektasi, bahkan merugi jika dibandingkan dengan tiga kuartal sebelumnya.
Meski begitu, menurut dia jika dilihat dari pencapaian JPFA sepanjang tahun ini, masih menarik untuk dikoleksi sebagai investasi jangka panjang. Akan tetapi, dia meminta khalayak untuk memperhatikan pergerakan harga sahamnya masing-masing karena dapat mempengaruhi kinerja dengan signifikan.
“Sementara ini rekomendasi cenderung buy on weakness dengan range pergerakan antara Rp 1000 - Rp 1.400 per saham,” kata dia.
Baca Juga: Ekspor Pakan Unggas Japfa Comfeed (JPFA) Meningkat 3 Kali Lipat Tahun 2023
Tak hanya itu, Pandhu melihat dari sisi pendapatan JPFA juga masih memiliki kecenderungan positif dan diperkirakan dapat berlanjut serta tumbuh pada akhir tahun 2023 ini, karena ada katalis positif dalam waktu dekat untuk JPFA yaitu memontum Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Pada momen Nataru itu biasanya harga ayam relatif lebih tinggi karena permintaan yang meningkat, jadi kemungkinan laba akan meningkat juga,” ujarnya.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, meski laba bersih JPFA terpantau turun dan performa kinerjanya secara YoY juga menyusut, tapi setidaknya secara QoQ relatif bertumbuh dengan baik.
“Jadi JAPFA saham yang defensif karena meskipun kinerjanya menurun, top-linenya bagus. Mereka juga masuk ke sektor konsumsi, di mana sektor konsumsi ini menopang perekonomian Indonesia,” kata dia.
Baca Juga: Cermati Saham yang Banyak Ditadah Asing Saat IHSG Terkoreksi Dalam, Rabu (1/11)
Dengan begitu, menurut dia saham emiten JPFA masih menarik untuk dibeli oleh investor. Apalagi terlihat adanya sentimen positif ke depannya yang mengacu pada peningkatan permintaan karena adanya momen Nataru.
“Sehingga nanti diharapkan juga bisa mempengaruhi performa dari quartal ke empatnya,” kata Nafan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News