Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konsumer dari grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan penurunan laba bersih di tengah kenaikan penjualan pada periode Januari hingga September 2025.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, penjualan bersih Indofood mencapai Rp 90,98 triliun per September 2025. Perolehan tersebut naik 4,64% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 86,94 triliun.
Kenaikan penjualan ini mencerminkan permintaan yang stabil dari seluruh segmen usaha Indofood. Misalnya, segmen produk konsumen bermerek tercatat Rp 56,4 triliun, naik dari 55,56 triliun, segmen bogasari naik menjadi Rp 22,83 triliun dari sebelumnya Rp 22,82 triliun, segmen agribisnis melonjak dari Rp 11,23 triliun menjadi Rp 14,88 triliun serta segmen distribusi tercatat Rp 5,57 triliun, naik dari sebelumnya Rp 5,3 triliun.
Meski penjualan bersih meningkat, beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp 60,72 triliun, dari sebelumnya Rp 57,25 triliun. Dengan demikian, laba bruto Indofood hanya naik tipis 1,9% menjadi Rp 30,26 triliun dibandingkan Rp 29,69 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Emiten Grup Salim (INDF) dan (ICBP) Catat Kinerja Moncer, Ini Catatan Analis
Di sisi efisiensi, beban umum dan administrasi menurun menjadi Rp 3,88 triliun dari Rp 4,11 triliun, sementara beban penjualan dan distribusi relatif stabil di sekitar Rp 9,35 triliun. Adapun Indofood mampu mencatatkan laba usaha sebesar Rp 18,10 triliun, tumbuh 12,4% dari Rp 16,09 triliun.
Namun demikian, kinerja di pos bawah tertekan oleh peningkatan beban keuangan yang mencapai Rp 4,55 triliun, naik dari Rp 2,79 triliun pada tahun sebelumnya. Jika ditelisik, beban keuangan tersebut utamanya disebabkan oleh selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas pendanaan yang mencapai Rp 1,59 triliun per akhir September 2025.
Setelah memperhitungkan seluruh pos pendapatan dan beban, laba sebelum pajak penghasilan tercatat Rp 14,69 triliun, turun 7,2% dibandingkan Rp 15,84 triliun pada September 2024. Adapun laba periode berjalan mencapai Rp 11,37 triliun, melemah 7,5% yoy dari Rp 12,28 triliun.
Dus, total laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih perusahaan tercatat Rp 7,88 triliun per kuartal III-2025, turun 10% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 8,76 triliun.
Baca Juga: Penurunan Harga Gandum Jadi Katalis Positif, Cermati Rekomendasi Saham INDF dan ICBP
Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim mengatakan turunnya laba bersih utamanya disebabkan oleh depresiasi rupiah.
"Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 10% terutama karena depresiasi rupiah yang menyebabkan rugi selisih kurs yang belum terealisasi dari kegiatan pendanaan," kata Anthoni Salim, dalam keterangan resminya, Jumat (31/10/2025).
Ke depan, Anthoni bilang pihaknya akan tetap menghasilkan pertumbuhan secara organik serta menjaga keseimbangan pangsa pasar dengan profitabilitas dan neraca yang sehat.
"Di periode sembilan bulan tahun ini, Indofood tetap dapat mempertahankan kinerja yang positif, didukung model bisnisnya yang terintegrasi secara vertikal," tambahnya.
Dari sisi neraca, INDF membukukan total aset sebesar Rp 214, 46 miliar per kuartal III-2025, naik dari periode yang sama tahun lalu Rp 201,71 miliar.
Total liabilitas perusahaan tercatat naik menjadi Rp 98,28 triliun per kuartal III-2025, dari sebelumnya Rp 92,72 triliun di akhir Desember 2024. Sementara, total ekuitas perusahaan turut naik menjadi Rp 116 triliun, dari Rp 108,99 triliun per akhir tahun 2024.
INDF juga melaporkan saldo kas dan setara kas pada akhir periode sebesar Rp 42,93 triliun di akhir September 2025, naik dari posisi yang sama sebelumnya sebesar Rp 30,99 triliun.
Selanjutnya: Jasindo Syariah Beberkan Sejumlah Tantangan Menggarap Segmen Asuransi Umrah
Menarik Dibaca: 7.500 Pelari Ramaikan PLN Electric Run 2025, Kurangi Emisi dari Setiap Langkah Lari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













