kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba emiten semen di kuartal III kurang memuaskan, berikut rekomendasi analis


Minggu, 03 November 2019 / 19:29 WIB
Laba emiten semen di kuartal III kurang memuaskan, berikut rekomendasi analis
ILUSTRASI. Buruh sedang memindahkan semen Holcim yang akan dikirim ke beberapa wilayah nusantara melalui Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/05).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat konsumsi semen domestik pada kuartal III 2019 minus 2,2% dari tahun sebelumnya. Meski demikian, beberapa emiten semen masih mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja pada kuartal III 2019.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) misalnya, mampu mencatat kenaikan laba hingga 90,35% menjadi Rp 1,17 triliun pada kuartal III 2019.

Baca Juga: Ini strategi Solusi Bangun Indonesia (SMCB) meraup laba Rp 134 di kuartal III 2019

Meski demikian, laba emiten anggota Indeks Kompas100 ini cuma naik tipis 5,33% menjadi Rp 11,34 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 10,77 triliun.

Hal serupa juga dialami PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) yang pada kuartal III 2019 mampu terlepas dari jerat kerugian. Kuartal III 2019, SMCB berhasil meraup laba bersih sebesar Rp 134,12 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya SMCB masih merugi Rp 630 miliar.

Hal yang berbeda dialami oleh PT Semen Baturaja Tbk. Emiten dengan kode saham SMBR tersebut harus rela labanya tergerus 44,4% menjadi Rp 22,72. Pada periode yang sama tahun lalu, SMBR mengantongi laba hingga Rp 40,88 miliar.

Namun, SMBR mampu mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 3,75% menjadi Rp 1,42 triliun.

Baca Juga: Ini strategi Solusi Bangun Indonesia (SMCB) meraup laba Rp 134 di kuartal III 2019

Pun begitu dengan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 21% menjadi 28,13 triliun. Meski demikian, laba SMGR justru anjlok 38% menjadi 1,3 triliun.

Presiden Direktur CSA Institue Aria Santoso menilai, kinerja emiten semen memiliki potensi untuk naik hingga penghujung tahun. Sebab, ia menilai permintaan semen yang berasal dari proyek besar baik dari swasta maupun pemerintah masih cukup tinggi.

Sementara untuk konsumen semen dari segmen retail, Aria mengatakan saat ini masih belum bergairah.“Realisasi anggaran perusahaan konstruksi dan perencanaan developer untuk pembangunan proyek di tahun berikutnya bisa menolong kenaikan penjualan di kuartal III 2019,” ujar Aria kepada Kontan.co.id, Minggu (3/11).

Baca Juga: Laba bersih Semen Baturaja (SMBR) merosot 44,42% pada kuartal III-2019

Lebih lanjut, proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan, gedung, bendungan, hingga pelabuhan yang masih terus berlanjut juga akan menyerap pasokan semen.

“Proyek pengembang baik BUMN maupun swasta juga akan menyerap produksi semen,” sambungnya.

Untuk itu, ia memberi rekomendasi akumulasi untuk saham INTP dan SMGR dengan target harga masing-masing Rp 22.000 per saham dan Rp 14.000 per saham.

Baca Juga: Sebulan terakhir net sell asing di bursa mencapai Rp 3,88 triliun, ini penyebabnya

Sementara untuk saham SMCB, Aria merekomendasikan untuk hold sebab ia melihat adanya potensi kenaikan kinerja hingga akhir tahun. “SMCB boleh hold dengan kemungkinan perbaikan kinerja di akhir tahun,” tutup Aria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×