kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.290   6,00   0,04%
  • IDX 7.606   72,54   0,96%
  • KOMPAS100 1.082   12,15   1,14%
  • LQ45 800   6,71   0,85%
  • ISSI 254   -0,52   -0,20%
  • IDX30 413   4,37   1,07%
  • IDXHIDIV20 473   6,15   1,32%
  • IDX80 121   0,84   0,71%
  • IDXV30 126   2,02   1,63%
  • IDXQ30 132   1,65   1,26%

Laba Emiten Ritel Rumah Tangga dan Bahan Bangunan Terkoreksi pada Semester I-2025


Senin, 11 Agustus 2025 / 13:41 WIB
Laba Emiten Ritel Rumah Tangga dan Bahan Bangunan Terkoreksi pada Semester I-2025
ILUSTRASI. Pelayanan pengunjung gerai Azko di Jakarta. Kinerja laba dari emiten ritel peralatan rumah tangga dan bahan bangunan kompak terkoreksi sepanjang semester I-2025.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja laba dari emiten ritel peralatan rumah tangga dan bahan bangunan kompak terkoreksi sepanjang semester I-2025.

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) misalnya, melaporkan laba bersih sebesar Rp 292 miliar, turun 19,92% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 365 miliar. 

Dari sisi top line, ACES membukukan penjualan bersih sebesar Rp 4,26 triliun selama enam bulan pertama 2025. Angka ini naik 3,24% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 4,13 triliun.

PT Avia Avian Tbk (AVIA) juga membukukan penurunan laba 3,18% yoy menjadi Rp 782 miliar, meski penjualannya naik 7,3% yoy menjadi Rp 3,88 triliun. PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) mencatat penurunan laba 4,97% yoy menjadi Rp 505 miliar, sementara pendapatannya melonjak 16,5% menjadi Rp 3,7 triliun.

Baca Juga: Momentum Libur Sekolah Mendorong Permintaan Sektor Ritel, Ini Rekomendasi Analis

PT Caturkada Depo Bangunan Tbk (DEPO) mengantongi laba Rp 38,5 miliar, turun 3,75% yoy, dengan pendapatan Rp 1,36 triliun atau tumbuh 4,65%. Sementara itu, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mengalami penurunan laba paling tajam, anjlok 67,48% yoy menjadi Rp 26,14 miliar. Sejalan dengan itu, pendapatan CSAP juga terkoreksi tipis 0,55% menjadi Rp 7,73 triliun.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan sebagian besar emiten ritel peralatan rumah tangga dan bahan bangunan mencatat pertumbuhan penjualan yang moderat pada semester I-2025. 

Sementara, laba bersih tertekan akibat meningkatnya beban operasional serta strategi promosi yang agresif. Selain itu, pelemahan rupiah turut mendorong kenaikan biaya bahan baku dan produk impor, sehingga menekan marjin kotor. 

"Beberapa emiten juga menghadapi tekanan margin tambahan akibat persaingan harga yang semakin ketat," kata Wafi kepada Kontan, Jumat (8/8/2025) lalu.

Secara prospek, Wafi menilai pemberian insentif berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100% untuk sektor perumahan hingga akhir tahun berpotensi mendorong permintaan peralatan rumah tangga dan bahan bangunan. 

Dampak positifnya dinilai akan lebih terasa pada segmen bahan bangunan dan perlengkapan rumah dibandingkan ritel general hardware seperti ACES, lantaran permintaan biasanya meningkat pada tahap renovasi atau furnishing awal.

"PPN DTP 100% positif bagi sektor ini, terutama bagi emiten yang pasarnya langsung dengan pembelian rumah baru seperti MDIY, AVIA dan DEPO," tambah Wafi.

Selain itu, momentum musim belanja akhir tahun dan penyelenggaraan pameran properti berpotensi mengerek volume penjualan. Pemulihan daya beli kelas menengah juga berpeluang terjadi apabila inflasi tetap terkendali.

Meski demikian, ada sejumlah faktor penekan yang perlu diwaspadai, seperti persaingan ritel yang kian ketat, fluktuasi nilai tukar, serta risiko pelemahan sektor properti jika suku bunga bertahan di level tinggi.

Baca Juga: Emiten Sektor Konsumer dan Ritel Bakal Tertekan Imbas Turunnya Keyakinan Konsumen

Disamping itu, analis Indo Premier Sekuritas Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan menurunkan proyeksi Same Store Sales Growth (SSSG) ACES untuk tahun 2025 dari 1% menjadi -2%, atau lebih rendah dari panduan perusahaan sebesar 1%. Proyeksi penurunan ini sebagian dipengaruhi oleh program rebranding.

"Dengan proyeksi same store sales growth (SSSG) sepanjang tahun 2025 yang lemah, kami memperkirakan perusahaan akan fokus pada pertumbuhan pendapatan melalui kampanye promosi yang lebih agresif misalnya Boom Sales selama periode program rebranding," kata Andrianto dan Nicholas dalam risetnya, Kamis (17/7/2025).

Selain itu, biaya pengiriman melonjak didorong oleh peningkatan premi asuransi dan tarif pengiriman di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan ketidakpastian perdagangan global. Adapun, Andrianto dan Nicholas memperkirakan Gross Profit Margin (GPM) tahun 2025 penuh akan turun 62 bps yoy menjadi 48,0%, atau di bawah konsensus sebesar 48,6%.

"Secara keseluruhan, kami merevisi turun proyeksi laba ACES tahun 2025 sebesar 8% menjadi Rp 797 miliar, seiring penyesuaian asumsi SSSG dan GPM yang lebih rendah. Proyeksi laba  tersebut juga tercatat 11% di bawah estimasi konsensus," tambah Andrianto dan Nicholas.

IPOT memberikan rekomendasi beli untuk saham ACES dengan target harga yang disesuaikan lebih rendah, yakni Rp 710 per saham. Target ini didasarkan pada valuasi 15,5 kali Rasio harga terhadap laba (P/E) tahun 2025, atau 0,5 standar deviasi di bawah rata-rata lima tahunnya.

Sementara itu, Wafi merekomendasikan untuk mencermati saham ACES Rp 600, AVIA Rp 500, MDIY Rp 1.100, DEPO Rp 220 dan CSAP Rp 300.

Selanjutnya: Upaya Sektor Jasa Keuangan Memperkuat Keamanan Data Nasabah di Era Digital

Menarik Dibaca: Ide Usaha Dengan Modal Rp 2 Jutaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×