kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba emiten CPO naik pesat


Senin, 06 Maret 2017 / 11:45 WIB
Laba emiten CPO naik pesat


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meskipun terjadi penurunan produksi akibat cuaca El Nino di tahun 2015, namun emiten CPO masih membukukan kenaikan laba bersih secara signifikan. Hal ini didorong oleh beberapa hal. Di antaranya kenaikan harga CPO, efek dari pemangkasan PPh final revaluasi aset, dan selisih kurs.

Dalam laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), perusahaan membukukan kenaikan laba sebesar 224,17% hingga Rp 2 triliun sepanjang 2016, dibandingkan capaian di tahun 2015 senilai Rp 619,1 miliar. Hal ini sejalan dengan turunnya beban pajak penghasilan sebesar Rp 479,8 miliar pada 2015 menjadi Rp 94,4 miliar.

Head of Public Relation Astra Agro Lestari, Tofan Mahdi menyampaikan, selain karena susutnya PPh final dari revaluasi aset yang merupakan program dari paket kebijakan ekonomi V juga karena juga karena naiknya harga jual rata-rata CPO.

"Selain itu ditopang oleh keuntungan dari selisih kurs sebagai dampak menguatnya rupiah sepanjang tahun 2016. Menguatnya rupiah terhadap dollar AS," ujar Tofan kepada KONTAN, Minggu (5/3).

Untuk pendapatan, AALI mencetak pertumbuhan senilai 8,1% menjadi Rp 14,12 triliun sepanjang 2016 dari tahun sebelumnya senilai Rp 13,05 triliun. Pendapatan ini ditopang oleh pendapatan minyak sawit mentah dan turunannya Rp 12,12 triliun, pendapatan inti sawit dan turunannya Rp 1,9 triliun dan pendapatan lainnya hanya Rp 4 miliar.

Sedangkan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dalam laporan keuangan membukukan kenaikan laba sebesar sebesar 104% menjadi Rp 538,3 miliar. Sedangkan untuk penjualan naik sebesar 5% menjadi Rp 14,53 triliun dari tahun sebelumnya Rp 13,8 triliun.

Direktur Utama Salim Invoma Pratama, Mark Wakeford menyampaikan pengaruh El Nino pada 2015 mempengaruhi pencapaian produksi TBS inti dan CPO pada tahun 2016, di mana turun masing-masing sebesar 13% dan 17% menjadi 2,98 juta ton dan 833.00 ton.

“Meski mengalami penurunan, namun perseroan mencatatkan kenaikan EBITDA sebesar 33% dan kenaikan laba bersih sebesar 104%. Hal ini terutama seiring kenaikan harga komoditas serta adanya laba selisih kurs,” ujar Mark.

Analis NH Korindo Sekuritas, Joni Wintarja menyampaikan, kenaikan laba bersih emiten CPO secara sinifikan itu terutama dari sisi pajak yang dibayarkan lebih rendah. "Dampak terbesar dirasakan AALI yang mengikuti paket kebijakan kelima perihal revaluasi aset, sehingga tahun 2016 pajak yang di bayar lebih rendah," jelasnya.

Selain itu, yang menjadi katalis peningkatan laba emiten CPO juga karena selisih kurs dari dollar Amerika Serikat (AS). "Kemudian harga CPO juga naik pada tahun 2016 sehingga walau produksi tidak optimal namun revenue-nya dibantu oleh kenaikan harga CPO," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×