Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) masih kokoh pada laporan tahun buku 2023. Sepanjang tahun 2023, INTP meraih laba bersih senilai Rp 1,95 triliun, tumbuh 5,97% dibandingkan keuntungan tahun sebelumnya.
Sebagai perbandingan, pada periode 2022 laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk INTP sebesar Rp 1,84 triliun. Pertumbuhan ini sejalan dengan kenaikan pendapatan Indocement.
Pendapatan neto INTP tumbuh 9,92% menjadi Rp 17,94 triliun pada tahun lalu ketimbang raihan Rp 16,32 triliun pada tahun 2022. Jika dirinci, penjualan semen ke pihak ketiga menjadi segmen yang berkontribusi paling dominan dengan menyumbang Rp 16,19 triliun, setara 90,24% dari total pendapatan neto INTP tahun 2023.
Penjualan semen ke pihak ketiga INTP meningkat 9,91% secara tahunan. Selain dari segmen ini, pendapatan neto INTP berasal dari penjualan beton siap pakai senilai Rp 1,36 triliun, penjualan agregat sebesar Rp 75,87 miliar, serta dari penjualan semen pihak berelasi Rp 309,60 miliar.
Secara wilayah penjualan INTP tahun lalu didominasi oleh Pulau Jawa senilai Rp 11,89 triliun, luar Jawa Rp 5,70 triliun dan pasar ekspor sebesar Rp 39,96 miliar. Kemudian ekspor ke pihak berelasi sebesar Rp 309,60 miliar.
Baca Juga: Laba Bersih Indocement (INTP) Tumbuh 5,97% Jadi Rp 1,95 Triliun pada 2023
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Daniel Widjaja menilai kinerja INTP pada tahun 2023 di atas ekspektasi, terutama didorong oleh pertumbuhan volume penjualan. Kemudian ada peningkatan pangsa pasar dari 24,7% menjadi 27,3%.
Di sisi lain, cost per ton mengalami penurunan sebesar 3,5%. "Hal ini meningkatkan margin INTP terutama gross profit margin dan EBITDA margin yang mengalami pertumbuhan," kata Daniel kepada Kontan.co.id, Jumat (22/3).
Research Analyst Phintraco Sekuritas Arsita Budi Rizqi menambahkan, pertumbuhan kinerja INTP, khususnya dari sisi top line sejalan dengan volume penjualan semen yang menyentuh 17,5 juta ton. Meningkat 9% secara tahunan, melampaui target dari manajemen INTP yang memperkirakan kenaikan volume penjualan pada rentang 4%.
Arsita memprediksi INTP bisa melanjutkan pertumbuhan kinerja pada tahun ini. Katalis tambahan datang dari keberhasilan INTP mengakuisisi PT Semen Grobogan. "Kami melihat akuisisi tersebut akan berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas produksi, efisiensi, serta memperkuat penetrasi INTP di Pulau Jawa," kata Arsita.
Baca Juga: Indocement (INTP) Perluas Pasar Penjualan Semen
Selain itu, INTP juga bersiap untuk memperkuat penetrasi di luar Pulau Jawa, khususnya pada proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer sepakat bahwa akuisisi Semen Grobogan akan menjadi katalis penting, terutama untuk optimalisasi jaringan pemasaran semen di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Apalagi, potensi pertumbuhan konsumsi semen di tahun ini masih cukup besar. Kelanjutan proyek IKN dan fasilitas pendukungnya menjadi faktor penting untuk meningkatkan permintaan semen domestik. "Penjualan semen juga ditopang naiknya anggaran infrastruktur pemerintah pada 2024, kembalinya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia ke era sebelum pandemi, serta inflasi yang terkontrol," sebut Miftahul.
Senada, Daniel turut melihat momentum peningkatan kinerja INTP masih bisa berlanjut, seiring pertumbuhan industri yang diproyeksikan naik 2%-3%. Dengan prospek tersebut, Daniel menyematkan rekomendasi buy saham INTP dengan target harga di Rp 11.200.
Arsita juga merekomendasikan buy saham INTP dengan potensi fair value pada level harga Rp 11.794. Sedangkan Miftahul menetapkan target awal untuk saham INTP pada level Rp 9.000.
Sementara secara teknikal, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menyarankan wait and see terlebih dulu. Cermati support pada level Rp 8.500 dan Rp 8.300, dengan resistance di Rp 8.900. Adapun, pada perdagangan Jumat (22/3) harga INTP menguat 0,29% ke posisi Rp 8.600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News