Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Distributor petroleum, bahan kimia dasar serta penyedia jasa logistik dan supply chain PT AKR Corporindo Tbk (AKRA, anggota indeks Kompas100) sudah melaporkan kinerja keuangan pada kuartal III-2019. Dalam sembilan bulan tahun ini, tercatat laba bersih AKRA yang dapat diatribusikan kepada entitas induk merosot 56,44% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 565,25 miliar.
Direktur Utama AKR Corporindo Haryanto Adikoesoema menjelaskan laba turun karena pada periode ini AKRA hanya membukukan laba divestasi sebesar Rp 4 miliar. Sedangkan pada tahun 2018, AKRA membukukan laba divestasi dari aset anak perusahaan di China sebesar Rp 737 miliar.
Haryanto menambahkan, margin laba bruto di kuartal III 2019 masih tumbuh menjadi 8,5% dari 7,1% di periode sama tahun lalu. Sedangkan margin laba usaha meningkat dari 4,2% menjadi 4,8%.
Baca Juga: Laba AKR Corporindo (AKRA) merosot 56,44% menjadi Rp 565 miliar
Adapun pada kuartal III-2019, laba bruto AKRA tercatat Rp 1,28 triliun dan laba usaha sebesar Rp 727,59 miliar.
Lebih lanjut, sejatinya laba bersih inti dari operasi yang dilanjutkan masih stabil sebesar Rp 562 miliar. Pada periode yang sama di tahun 2018, AKRA juga membukukan laba bersih inti sebesar Rp 561 miliar.
"Kinerja bisnis kami dalam sembilan bulan tahun ini menunjukkan ketahanan dengan peningkatan margin yang didorong oleh segmen perdagangan dan distribusi," jelas Haryanto, Sabtu (26/10).
Pendapatan AKRA dari segmen perdagangan dan distribusi tercatat sebesar Rp 14,13 triliun. Terdiri dari pendapatan dari bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 10,68 triliun dan bahan kimia dasar sebesar Rp 3,45 triliun.
Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) catat penjualan 10 hektare lahan di JIIPE
Secara total, pendapatan AKRA di kuartal III 2019 tercatat turun 10,16% yoy dari Rp 16,83 triliun menjadi Rp 15,12 triliun. Hal ini disebabkan oleh turunnya harga penjualan, sehingga tidak dapat mengkompensasi kenaikan volume penjualan solar di kuartal tiga bila dibandingkan dengan kuartal dua. Volume BBM tumbuh 27% secara kuartalan, sementara volume bahan kimia dasar tumbuh sebesar 2% secara kuartalan.
"Harga bahan kimia yang lebih rendah mempengaruhi pendapatan bahan kimia dengan pertumbuhan volume yang sedang," imbuh Haryanto.
Sementara itu, AKRA masih memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 1,12 triliun. Jumlah tersebut turun 48,39% dibandingkan awal periode. Haryanto menjelaskan penurunan tersebut terjadi setelah AKRA membayar dividen interim sebesar Rp 241 miliar pada Agustus 2019.
Di sisi lain, utang AKRA juga tercatat turun 5,69% sejak awal periode menjadi Rp 9,44 triliun. Terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp 6,8 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp 2,64 triliun. Sedangkan ekuitas tercatat sebesar Rp 9,87 triliun. Dengan kondisi tersebut AKRA memiliki gearing bersih per September 2019 di level 0,39 kali.
Baca Juga: Likuidasi aset di China, begini kata analis soal prospek AKR Corporindo (AKRA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News