Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Laba bersih PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun lalu jauh melampaui dari target yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini lantaran otoritas pasar saham tersebut mampu mendongkrak pendapatan dan menekan biaya.
Hamdi Hassyarbaini, Direktur Keuangan BEI mengatakan, pendapatan usaha per akhir 2014 melonjak 97% dari yang ditargetkan. Sedangkan, laba bersih lebih tinggi 262% dari proyeksi semula.
"Laba bersih targetnya Rp 92,4 miliar, realisasi Rp 244 miliar," ujarnya kepada KONTAN belum lama ini.
Penyebab lain tingginya angka realisasi itu ditopang dari pendapatan investasi BEI yang lebih tinggi 156% dari perkiraan awal. Instrumen investasi yang dipilih BEI adalah deposito, obligasi, dan reksadana. Selain itu, kata Hamdi, pihaknya juga mampu menekan biaya.
Sekadar gambaran, tahun lalu, rata-rata nilai transaksi harian turun dari Rp 6,24 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp 6 triliun. Total dana hasil penjaringan emiten di pasar modal juga menyusut. Pada tahun 2013, total dana yang dihimpun emiten di pasar modal mencapai Rp 116,37 triliun.
Namun, sayang, ia belum mau menyebut angka yang lebih rinci. Alasannya, saat ini laporan keuangan resmi masih dalam proses audit. Ia pun memberi catatan, angka-angka tersebut belum dikonsolidasi dengan anak usaha
Sementara di tahun lalu, nilainya hanya Rp 84,96 triliun. Adapun, aksi korporasi yang dimaksud adalah penawaran saham perdana (IPO), rights issue, penerbitan waran, penerbitan obligasi, dan efek beragun aset (EBA).
Sebelumnya, manajemen BEI telah menetapkan target pendapatan tahun lalu secara konsolidasi sebesar Rp 747,19 miliar. Sedangkan, laba bersih diperkirakan ada di angka Rp 115,93 miliar. Itu dengan asumsi nilai transaksi rata-rata harian di BEI mencapai Rp 7 triliun. Namun, kemudian BEI merevisi menjadi pendapatan ada di kisaran Rp 500 miliar dan laba bersih menjadi Rp 105 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News