Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menyuspensi perdagangan efek PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) di pasar negosiasi.
Hal ini dilakukan menyusul telah selesainya periode pembelian saham-saham odd lot (kurang dari satu lot).
Bursa melakukan penghentian sementara perdagangan BULL di pasar nego ini mulai sesi I perdagangan Selasa, 3 maret 2015.
"Maka perdagangan efek perseroan telah dihentikan di seluruh pasar hingga pengumuman lebih lanjut," ujar I Gede Nyoman Yetna, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Group I BEI dalam keterangan resmi.
Seperti diketahui pada 24 Februari 2015 lalu, BEI membuka suspensi perdagangan efek BULL di pasar negosiasi. Hal ini untuk mengakomodasi rencana perseroan dalam rangka penyelesaian utang.
BULL melakukan penggabungan nilai nominal saham dengan rasio 8:1. Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh BULL sebanyak 17,65 miliar saham.
Setelah reverse stock jumlahnya menjadi 2,2 milar saham.
Rencana reverse stock ini merupakan bagian dari kesepakatan restrukturisasi utang perseroan dengan Merrill Lynch Credit Products LLC and Orchard Centar Master Limited (MLOR).
Tujuannya, agar saham perseroan dapat diperdagangkan dengan harga lebih wajar. Selain itu, harga saham perseroan juga bisa mencerminkan fundamental emiten pelayaran ini.
Pasca reverse stock, maka harga nominal saham BULL akan menjadi Rp 800 per saham. Sedangkan harga saham menjadi Rp 400 per saham. Perseroan akan meminta restu pemegang saham pada 20 Februari 2015 mendatang.
Setelah itu, manajemen BULL menentukan jangka waktu pembelian saham odd lot ini adalah 25 Februari 2015 sampai 3 Maret 2015. Harga pembelian merupakan harga tertinggi selama 25 hari bursa terakhir sebelum terbit keterbukaan informasi tentang rencana pelaksanaan reverse stock.
PT Danatama Makmur akan menjadi pembeli siaga saham odd lot perseroan. Adapun, potensi jumlah saham dibawah satu lot akibar reverse stock ini sebanyak 80.795,25 saham. Adapun, nilainya setara dengan Rp 4,03 juta.
Bersamaan dengan pengumuman ini, BEI meminta kepada pemangku kepentingan untuk memperhatikan setiap keterbukaan informasi oleh perseroan.
"Khususnya, mengenai pemenuhan kewajiban pembayaran bunga," tutur I Gede.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
