Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seperti mayoritas emiten batubara lainnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) turut mengalami penurunan kinerja pada semester I-2024. Meski begitu, tingkat keuntungan ADRO masih terbilang tebal.
Emiten milik taipan Garibaldi "Boy" Thohir ini meraih laba bersih senilai US$ 778,77 juta hingga Juni 2024. Sebagai gambaran saja, keuntungan ADRO setara dengan Rp 12,06 triliun jika dikonversi memakai kurs saat ini sebesar Rp 15.500 per dolar Amerika Serikat (AS).
Namun laba bersih ADRO mengalami penurunan 10,87% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (Year on Year/YoY). Pada semester I-2023, ADRO membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 873,83 juta.
Penurunan bottom line ini tak lepas dari melemahnya top line ADRO. Dalam periode enam bulan pertama 2024, ADRO membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 2,97 miliar atau menyusut 14,40% (YoY) dari sebelumnya US$ 3,47 miliar pada periode Juni 2023.
Secara operasional, volume produksi dan penjualan batubara ADRO naik 7% hingga masing-masing mencapai 35,74 juta ton dan 34,94 juta ton. Namun pada periode yang sama terjadi koreksi harga batubara, dengan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) yang turun 19%.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Adaro Energy (ADRO) di Tengah Potensi Kinerja Melemah
Sementara itu, beban pokok pendapatan ADRO ikut menyusut 13,30% (YoY) menjadi US$ 1,76 miliar. Terutama karena penurunan beban royalti untuk PT Adaro Indonesia (AI) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya karena penurunan ASP.
Penurunan beban pokok ini membawa ADRO mengantongi laba bruto sebesar US$ 1,20 miliar atau turun 16,66% (YoY). Dalam separuh pertama tahun ini, ADRO mencatatkan laba usaha sebesar US$ 1 miliar atau turun 14,53% secara tahunan.
ADRO membukukan laba periode berjalan senilai US$ 880,18 juta hingga Juni 2024. Merosot 11,62% dibandingkan periode Juni 2023 yang kala itu menyentuh US$ 995,96 juta.
Boy Thohir, selaku Presiden Direktur & Chief Executive Officer ADRO mengamini perusahaan batubara menghadapi kondisi harga yang sulit baik untuk batubara termal maupun metalurgi. Meski begitu, Grup Adaro masih mampu menunjukkan resiliensi kinerja keuangan berkat keunggulan operasional dan efisiensi.
"Resiliensi tersebut merupakan cerminan dedikasi kolektif dari tim kami. Kami tetap berfokus pada eksekusi proyek dalam upaya untuk mengkonversikan visi jangka panjang menjadi nilai nyata bagi para pemegang saham," ungkap Boy dalam keterbukaan informasi, Selasa (27/8) malam.
Boy menegaskan komitmen untuk memberikan pengembalian bagi para pemegang saham dalam bentuk pembagian dividen tunai serta program pembelian kembali saham perusahaan. Sementara dari sisi pergerakan saham, ADRO masih mampu mengakumulasi kenaikan secara year to date.
Harga saham ADRO bergerak naik 47,90% sejak awal tahun 2024. Pada perdagangan Selasa (27/8), ADRO mengalami kenaikan 0,86% ke level harga Rp 3.520 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News