Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah di hari terakhir Januari. Selasa (31/1) pukul 9.35 WIB, kurs rupiah spot melemah 0,12% ke Rp 14.988 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pelemahan nilai tukar rupiah hari ini sejalan dengan pergerakan sejumlah mata uang Asia. Won Korea memimpin pelemahan 0,15%. Rupiah menyusul di belakang won diikuti oleh ringgit Malaysia, yuan China, baht Thailand, dan dolar Hong Kong.
Sementara yen, dolar Taiwan, peso Filipina, dan dolar Singapura menguat terhadap the greenback. Di sisi lain, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia melemah tipis ke 102,17 dari posisi kemarin 102,28.
Baca Juga: Begini Proyeksi IHSG Dari Phintraco Sekuritas, Selasa (31/1)
Dana Moneter Internasional atawa International Monetary Fund (IMF) menaikkan outlook pertumbuhan ekonomi global untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir. IMF menyebut, belanja AS yang tahan banting dan permintaan China setelah pembukaan ekonomi berpotensi mengimbangi risiko resesi tahun ini.
IMF menyebut, pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan mencapai 2,9%. Prediksi terbaru ini 0,2% lebih tinggi ketimbang prediksi Oktober lalu di angka 2,7%.
Tobias Adrian, direktur departemen moneter dan pasar modal IMF mengatakan bahwa bank-bank sentral sebaiknya tetap melanjutkan kebijakan kenaikan bunga hingga inflasi turun secara berkelanjutan.
Baca Juga: LPS: Transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) Melandai pada Akhir Tahun Lalu
"Tugas pertama bank-bank sentral adalah tetap melanjutkan untuk mencapai target inflasi," kata Adrian seperti dikutip Bloomberg. Oleh karena itu, dia menyebut bahwa melanjutkan kebijakan dan pengetatan akan menjadi poin penting.
Pekan ini, tiga bank sentral akan menentukan besaran suku bunga, yakni Federal Reserve, European Central Bank (ECB) , dan Bank of England. The Fed diperkirakan mengerek suku bunga 25 basis points (bps). Sedangkan ECB dan Bank of England diperkirakan menaikkan suku bunga 50 bps.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News