Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Emiten perkebunan masih dalam masa suram. Sampai kuartal ketiga, kinerja keuangan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mengantongi laba Rp 74,97 miliar.
Angka tersebut melorot 86,8% dari Rp 568,13 miliar. Dengan ini, laba per saham perseroan pun terpangkas dari Rp 777,01 menjadi Rp 122,23.
“Ini disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata produk sawit, meski sebagian dapat diimbangi oleh kenaikan kontribusi laba divisi minyak dan lemak nabati,” sebut Direktur Utama SIMP Mark Julian Wakeford, dalam laporan yang dirilis perseroan, Kamis, (29/10).
Padahal penjualan SIMP hanya tergerus 6,59% dari Rp 10,77 triliun menjadi Rp 10,06 triliun. Menurut Mark, penurunan penjualan ini disebabkan oleh penurunan kontribusi penjualan dari Divisi Minyak dan Lemak Nabati (EOF). Lebih lanjut, ia mengklaim bahwa sebagian penurunan itu dapat diimbangi oleh kenaikan penjualan eksternal dari Divisi Perkebunan.
SIMP tampak mampu menekan beban. Namun beban yang SIMP tanggung tetap lebih rendah ketimbang penurunan pendapatannya. Beban penjualan dan distribusi perseroan hanya menipis 1,26% dari Rp 7,88 triliun ke posisi Rp 7,78 triliun. Lebih lanjut, SIMP mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp 20,58 miliar.
Sampai September, volume penjualan Crude Palm Oil (CPO) SIMP tumbuh 0,59% dari 669.000 ton menjadi 673.000 ton. Lalu volume penjualan palm kernel, palm kernel oil, dan palm kernel extract naik 2,54% menjadi 161.000 ton.
Kenaikan juga tampak pada volume penjualan karet yang naik 6,03% dari 11.600 ton menjadi 12.300 ton. Sedangkan, volume penjualan gula turun 24,56% dari 57.000 ton ke posisi 43.000 ton.
Meski begitu, rontoknya kinerja SIMP ini tak melunturkan kinerja sahamnya. Saham SIMP menghijau 0,86% ke posisi Rp 467.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News