Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sesuai dengan perkiraan para pengamat, industri sektor properti tahun ini melambat. Seperti beberapa emiten pengembang properti lainnya, marketing sales PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) kuartal I 2014 tidak sebanyak tahun sebelumnya.
Pada kuartal I 2013, KIJA memperoleh marketing sales Rp 320 miliar. "Untuk kuartal I tahun ini, marketing sales kami sekitar Rp 187 miliar," tambah Muljadi Suganda, Corporate Secretary KIJA kepada KONTAN belum lama ini.
Artinya, torehan marketing sales KIJA mengalami penurunan sekitar 41,56%. Sementara, dari jumlah Rp 187 miliar tersebut, sebesar Rp 110 miliar atau setara 58,82% diperoleh dari penjualan lahan industri dan sisanya Rp 77 miliar atau 41,18% berasal dari penjualan residensial komersil.
Memang, sepanjang tahun lalu banyak sekali tekanan makro, mulai dari soal suku bunga hingga pelemahan rupiah. Kebetulan, harga jual tanah per meter persegi tahun ini juga kembali meningkat.
Untuk tahun ini, harga jual tanah kawasan KIJA naik 30% menjadi sekitar Rp 2,6 juta per meter persegi. Semua tekanan tersebut membuat seluruh emiten properti, termasuk KIJA, masuk ke dalam fase perlambatan tahun ini.
Namun, Muljadi menambahkan, perolehan angka Rp 320 miliar tahun lalu itu juga tidak terlepas dari sejumlah pembelian lahan oleh investor strategis sehingga perolehan marketing sales KIJA bisa lebih tinggi. "Kalau kuartal I tahun lalu, kan, memang ada investor strategis yang angka pembeliannya Rp 120 miliar sendiri," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News