CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Kuartal I-2021, penerbitan surat utang korporasi capai Rp 20,58 triliun


Rabu, 07 April 2021 / 08:10 WIB
Kuartal I-2021, penerbitan surat utang korporasi capai Rp 20,58 triliun


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, penerbitan obligasi dan sukuk korporasi sepanjang kuartal I-2021 sudah mencapai 19 emisi dengan total nilai sebesar Rp 20,58 triliun. Dibanding periode sama tahun sebelumnya, jumlah emisi tersebut meningkat 26,67% dan nilai emisi naik 9,23%.

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, meningkatnya penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) pada kuartal I-2021 mengindikasikan dampak dari keberlanjutan pemulihan ekonomi.

"Tingkat bunga rendah memberikan kenyamanan dan optimisme bagi perusahaan dalam menerbitkan EBUS setelah sebelumnya tertunda melakukan refinancing," kata Nyoman kepada wartawan melalui pesan singkat, Selasa (6/4).

Tak berhenti sampai di situ, per 6 April 2021, BEI masih mengantongi 20 rencana penerbitan obligasi atau sukuk korporasi dengan nilai mencapai Rp 20,82 triliun.

"Hingga akhir April 2021, terdapat enam perusahaan yang berencana mencatatkan EBUS sebanyak tujuh emisi dengan total mencapai Rp 6,67 triliun," ucap Nyoman.

Hingga akhir 2021, Nyoman melihat, prospek penerbitan EBUS akan relatif lebih baik dibandingkan tahun 2020. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan suku bunga dan melonggarnya likuiditas yang mendorong suku bunga terus menurun. Sebagaimana diketahui, sampai kuartal I-2021, suku bunga acuan Bank Indonesia masih bertahan pada level 3,50%.

Di samping itu, pemulihan ekonomi domestik yang masih berlanjut pada paruh waktu 2021 juga memberikan iklim positif pada pasar EBUS.

"Membaiknya pemulihan ekonomi global, akselerasi program vaksin nasional serta sinergi kebijakan nasional diperkirakan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,3%-5,3%," tutur Nyoman.

Sinergi kebijakan nasional tersebut mencakup pembukaan sektor-sektor produktif dan aman, akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial, serta percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan khususnya terkait pengembangan UMKM.

Dari likuiditas di pasar modal, jumlah investor yang terus bertambah juga dinilai memberikan keyakinan bagi perusahaan dalam menerbitkan EBUS dan memberikan optimisme bagi investor dalam berinvestasi EBUS.

Sampai akhir Maret 2021, investor pasar modal meningkat sekitar 25% dibandingkan akhir tahun 2020 menjadi sekitar 4,9 juta investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×