kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KSEI punya sembilan program strategis di 2021, apa saja?


Rabu, 23 Desember 2020 / 16:34 WIB
KSEI punya sembilan program strategis di 2021, apa saja?
ILUSTRASI. Alee Syafruddin, Direktur Kostadian Sentral Efek Indonesia. Foto: Djumyati Partawidjaja


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sentral Efek Indonesia (KSEI) selaku Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian berencana terus melakukan pengembangan infrastruktur digital untuk pasar modal Indonesia dalam rangka mendukung peningkatan jumlah investor. 

Direktur KSEI Syafruddin mengatakan saat ini KSEI telah menyusun 30 program kerja untuk tahun 2021, sembilan di antaranya merupakan program strategis. Salah satunya adalah rencana pengembangan alternatif penyimpanan Dana Nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) untuk instrumen Efek Bersifat Ekuitas dan Efek Bersifat Utang. Serta Investor Fund Unit Account (IFUA) untuk instrumen Reksa Dana. 

"Program ini bertujuan untuk memberikan alternatif tempat penyimpanan dana dalam rangka penyelesaian transaksi di pasar modal," jelas Syafruddin, Rabu (23/12).

Program strategis KSEI lainnya adalah Information Hub yang meliputi pengembangan validasi data investor, baik dengan Ditjen Dukcapil terkait Nomor Induk Kependudukan (NIK), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terkait dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN) untuk investor diaspora serta pengembangan SRE Syariah dalam rangka mendukung Roadmap Pengembangan Pasar Modal Syariah. 

Baca Juga: Ini capaian kinerja KSEI sepanjang 2020

Terdapat juga tiga rencana strategis yang baru dari KSEI yaitu Optimaliasi Sub Registry KSEI, Securities Crowd Funding dan Pengembangan Layanan SRE Syariah. 

Program strategis lainnya adalah peningkatan proses pengawasan, digital reporting untuk aksi korporasi, dan peningkatan efisiensi pelaporan efek bersifat ekuitas dalam bentuk sentralisasi informasi kepemilikan dan peningkatan fitur pelaporan. 

KSEI juga berencana melakukan peningkatan efisiensi proses KYC dalam pembukaan SRE/IFUA yang telah dilaporkan di satu perusahaan jasa keuangan (PJK) dapat digunakan PJK lainnya berdasarkan persetujuan investor tersebut.  Sembilan program strategis 2021 tersebut dijelaskan sebagai lanjutan program di tahun 2021 untuk terus memperkuat dukungan infrastruktur digital. 

Lebih lanjut, Direktur KSEI Supranoto Prajogo menyampaikan data demografi investor saat ini semakin didominasi oleh investor milenial dengan jumlah total 73,83% investor berusia di bawah 30 tahun sampai dengan 40 tahun. 

Per tanggal 30 November 2020, investor pasar modal didominasi oleh 61,11% laki-laki, 50,24% usia di bawah 30 tahun, 53,69% pegawai swasta, 44,09% lulusan sarjana, 58,16% berpenghasilan Rp 10 juta-Rp 100 juta/tahun dan 72,12% berdomisili di Pulau Jawa.

Supranoto juga mengatakan, 52,09% SID melakukan pembukaan rekening melalui Selling Agent Fintech (Financial Technology). Sehingga, platform digital memang menjadi sarana yang banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi pasar modal.

Dari sisi jumlah investor, dari akhir tahun 2019 hingga 23 Desember 2020, jumlah Single Investor Identification (SID) tumbuh 45,51% menjadi 3.615.019 SID. Jumlah tersebut merupakan jumlah SID terkonsolidasi yang terdiri dari investor Saham, Surat Utang, Reksa Dana, SBN dan efek lain yang tercatat di KSEI.

Adapun komposisinya sebanyak 1,55 juta SID memiliki aset saham, 2,9 juta SID memiliki aset Reksadana dan 452.635 SID memiliki aset Surat Berharga Negara.

Selanjutnya: Investor Ritel Kini Berkuasa Menyetir Arah IHSG, Tekanan Jual Asing Berhasil Diredam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×