Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi Efek Beragun Aset (EBA) dinilai prospektif. Namun, investor diharapkan memperhatikan rating yang ditawarkan.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, potensi investasi EBA masih cukup menarik.
"Karena ada underlying, hampir sama seperti sukuk dan perlakuannya lebih diutamakan daripada obligasi korporasi atau surat utang lainnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (26/4).
Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Gaet SMF Luncurkan EBA-SP Ritel, Tawarkan Return Sebesar 7%
Teranyar, BRI Danareksa Sekuritas dan Sarana Multigriya Finansial (SMF) menghadirkan produk investasi EBA-SP Ritel. Produk ini telah mendapat rating AAA dari Pefindo.
Meski begitu, Fikri menuturkan bahwa investasi di EBA sedikit terpengaruh dari kisruh pembayaran KIK EBA MGIA01 milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada 2022 lalu.
Akibatnya, harga tidak bergerak sesuai ekspektasi sehingga memunculkan kekhawatiran dari investor. "Ini yang perlu menjadi catatan bagi penerbit EBA," katanya.
Baca Juga: Ini Jurus Jitu Bursa Efek Indonesia untuk Mengejar Target di Tahun 2024
Karenanya, Fikri menyarankan investor mencari EBA dengan rating AAA atau AA jika mencari EBA dengan risiko rendah. Namun, dengan rating tinggi, maka yield akan menjadi lebih rendah. Sementara jika ingin mencari return yang lebih baik, maka investor bisa melihat EBA dengan rating A, tetapi dengan risiko yang lebih tinggi.
Ke depan, Fikri menilai penerbitan EBA akan kian marak. Sebab, secara biaya lebih rendah dibandingkan kredit di perbankan. "Namun PR-nya, penerbit harus mendorong rating yang lebih baik," sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News