kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krisis Turki mereda, euro kembali bertenaga


Senin, 20 Agustus 2018 / 08:29 WIB
Krisis Turki mereda, euro kembali bertenaga
ILUSTRASI. Berbagai mata uang dunia


Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis ekonomi di Turki yang mulai mereda membuat euro kembali bertenaga di akhir pekan lalu. Pergerakan lira Turki yang sempat menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS) semakin memantapkan posisi EUR dihadapan mata uang utama dunia lainnya.

Jumat (17/8), pasangan EUR/USD menguat 0,54% ke level 1,1438. Serupa, EUR/GBP pun berhasil menanjak 0,29% menjadi 0,8972 dan pairing EUR/JPY pun terangkat 0,18 ke posisi 126,40.

Penguatan euro memang banyak disokong kondisi ekonomi Turki yang membaik usai dihantam krisis. Di akhir pekan lalu, pergerakan mata uang lira Turki atas dollar AS cenderung membaik, setelah sebelumnya sempat mencatatkan rekor terburuk dan bertengger di 6,88 lira per dollar AS, pada Senin (13/8).

Asal tahu saja, akhir pekan lalu, lira Turki berada di level 6,0177 per dollar AS atau menguat 12,58% dibanding awal pekan sebelumnya.

Pernyataan Presiden Turki Tayyip Erdogan yang akan melarang produk asal Negeri Paman Sam masuk juga sempat membuat the greenback kehilangan pegangan dan akhirnya melemah. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh euro untuk menguat.

Selain itu, data ekonomi di kawasan Eropa juga cenderung positif. Eropa mencatatkan surplus transaksi berjalan atawa suplus current account di bulan Juni sebesar 23,5 miliar. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan analis, yang sebesar 23,2 mliar.

Sementara data inflasi yang terlihat pada indeks harga konsumen atawa consumer price index (CPI) bulan Juli sesuai target, yakni 2,1% secara year on year. Belum lagi, pertumbuhan ekonomi beberapa negara besar di kawasan Eropa membaik.

Misalnya saja, pertumbuhan ekonomi Jerman. Di kuartal dua lalu ekonomi Jerman tercatat tumbuh mencapai 0,5%. Angka ini lebih tinggi dari konsensus analis yang memperkirakan kenaikan produk domestik bruto Negara Bavaria ini sebesar 0,4%.

Analis Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti menambahkan, rencana China melakukan pembicaraan terkait perang dagang dengan AS turut menekan the greenback yang selama ini selalu diuntungkan dengan isu perang dagang. Alhasil EUR bisa unggul sesaat atas USD.

Di sisi lain, posisi poundsterling yang masih terbebani oleh masalah Brexit membuat EUR dengan bebas unggulterhadap GBP. Belum lagi, Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney kembali menegaskan soft Brexit sulit tercapai. Pernyataan tersebut semakin membuat GBP terbenam. "Padahal, tren pairing ini masih cenderung bearish," jelas analis Monex Investindo Futures Faisyal.

Walau posisi yen sempat diuntungkan dengan krisis ekonomi Turki, namun akhir pekan lalu, kurs JPY kembali tertunduk di hadapan euro. Sebagai, aset lindung nilai atawa safe haven, posisi JPY kini sudah kalah kelas dari dollar AS.

Maklumlah, selama ini pemerintah Jepang dan Bank of Japan tetap mempertahankan pelonggaran ekonomi. Ini dilakukan karena Negeri Matahari Terbit berniat mengerek inflasi hingga 2%.

Analis Astronacci International Anthonius Edyson bilang, pekan depan belum ada data dari Jepang yang dapat menggerakkan yen secara signifikan. Ini membuat posisi EUR/JPY untuk melanjutkan penguatan terbuka lebar.

Tapi Puja juga melihat, pergerakan euro masih didominasi sentimen negatif. Di antaranya sentimen negosiasi rancangan anggaran fiskal Italia yang belum menemui titik terang. Ini terjadi karena Uni Eropa menganggap pemerintah Italia terlalu banyak menggunakan uang untuk program yang tidak penting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×