kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krisis nuklir Jepang membesar, bursa Asia tumbang hari ini


Kamis, 17 Maret 2011 / 09:11 WIB
Krisis nuklir Jepang membesar, bursa Asia tumbang hari ini
ILUSTRASI. Penumpang yang tiba dari Batam, Indonesia, turun dari kapal feri mereka di Singapore Cruise Centre, setelah wabah virus corona baru, di Singapura, 5 Maret 2020.


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

TOKYO. Bursa saham Asia kembali tertekan, hari ini, dan menyeret indeks regional ke posisi lebih rendah untuk ketiga kalinya dalam minggu ini. Tumbangnya pasar Asia karena kekhawatiran membesarnya krisis nuklir di Jepang dapat melumpuhkan perekonomian negara ini.

Indeks MSCI Asia Pacific turun 1,3% ke 127,34 pukul 10.12 pagi di Tokyo. Sembilan dari 10 kelompok industri jatuh, hari ini. Adapun, indeks Nikkei 225 anjlok 2,7%, sementara indeks Australia S & P/ASX 200 Index tergelincir 0,3%, dan indeks Korea Selatan Kospi turun 0,9%.

Beberapa saham yang menyeret indeks regional hari ini, yaitu produsen elektronik Sony Corp. yang tergerus 3,2% di Tokyo. Saham ini tumbang setelah seorang pejabat AS mengatakan air pendingin di salah satu reaktor telah dikeringkan, dan meningkatnya risiko radiasi.

Sementara itu, saham produsen mobil Jepang, Honda Motor Co. merosot 2,6% seiring nilai tukar yen terhadap dollar AS melampaui posisi saat pasca-Perang Dunia II. Saham perusahaan tambang asal Australia, Rio Tinto Group tergelincir 0,3% di Sydney, di tengah kekhawatiran permintaan bahan baku akan menurun.

Namun, The Associated Press mengatakan, para pejabat Jepang membantah telang mengeringkan semua air di reaktor nulir itu, dan mengatakan 4 unit reaktor masih stabil.

Mitsushige Akino dari Ichiyoshi Investment Management Co. menilai, jauh lebih banyak investor yang berusaha melindungi aset mereka dengan mengurangi risiko, dan bukan dalam posisi untuk mencari keuntungan. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan pembangkit nuklir, dan pasar telah kehilangan kepercayaan terhadap pernyataan pemerintah," ujarnya.

"Kabar terkait reaktor nuklir Jepang masih menjadi berita utama yang buruk bagi pasar," imbuh Michael Shaoul, Ketua Marketfield Asset Management, di New York.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×