Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memenangi pilpres dan memperoleh 96.303.691 suara. Kemenangan dalam pilpres satu putaran ini dinilai menjadi sentimen positif untuk pasar obligasi.
Head of Business Development Division Henan Putirai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, kemenangan satu putaran dapat memberikan angin segar bagi para investor. Sebagai ketidakpastian yang mungkin membebani belanja konsumen dan investasi akan berkurang.
"Investor akan merasa lebih yakin untuk menanamkan modalnya di Indonesia," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (20/3).
Sebab jika terjadi dua putaran, lanjut Reza, maka dapat menimbulkan ketidakpastian berkepanjangan dan mempengaruhi momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Akan Terbitkan Obligasi dan Sukuk, Intip Penggunannya
"Oleh karena itu, hasil resmi KPU akan menjadi penentu arah pasar obligasi dan investasi lebih lanjut," katanya.
Selain itu, strategi di bidang ekonomi dari Prabowo-Gibran yang mencakup akselerasi investasi, ekspor, dan impor akan mempengaruhi pasar modal secara keseluruhan. Menurut Reza, jika investasi dan ekspor meningkat, ini dapat memperkuat perekonomian dan memberikan dukungan bagi pasar obligasi.
Selain itu, penambahan jumlah perusahaan tercatat dan outstanding saham juga dapat memperkuat pasar modal secara keseluruhan, termasuk pasar obligasi.
"Jika perusahaan tercatat bertambah, ini dapat meningkatkan likuiditas dan minat investor pada instrumen keuangan, termasuk obligasi," paparnya.
Meski begitu, memang imbal hasil (yield) obligasi akan sangat tergantung pada perkembangan ekonomi global, kebijakan moneter, dan situasi domestik.
Baca Juga: Indah Kiat (INKP) Terbitkan Obligasi untuk Bangun Pabrik
Adapun sejumlah katalis yang dapat mempengaruhi yield antara lain kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan, perkembangan ekonomi global, termasuk perubahan suku bunga di negara maju, kinerja perekonomian Indonesia, termasuk inflasi dan pertumbuhan, serta sentimen pasar terkait isu-isu politik dan ekonomi.
Dari berbagai faktor itu, HPAM memproyeksikan yield SUN acuan tenor 10 diperkirakan berada di level 6,7%-6,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News