Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah euforia realisasi program reformasi Presiden Donald Trump dollar Amerika Serikat (AS) justru tampak lunglai di hadapan poundsterling. Meski sempat unggul di tengah sesi perdagangan, tetapi akhirnya mata uang Inggris berhasil kembali mengungguli greenback.
Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (20/10) pasangan GBP/USD ditutup menguat 0,24% ke level 1.3190
Menanggapi hal ini, Anthonius Edyson, Analis PT Astronacci International melihat keungulan pound ini hanya karena pergerakan teknikal saja. Sejak sepekan terakhir pasangan GBP/USD memang telah berada di bawah tekanan. Menurutnya kondisi demikian hanya akan terjadi sesaat saja.
“Klaim pengangguran yang menurun cukup signifikan masih menjadi sentimen positif bagi dollar AS,” ujarnya kepada Kontan.co.id, akhir pekan ini.
Klaim pengangguran AS bulan September tercatat menurun dari 244 ribu menjadi 222 ribu. Ditambah lagi pidato Gubernur The Fed Janet Yellen tetap optimistis melanjutkan rencana kenaikan suku bunga meski nama-nama penggantinya telah ramai dibicarakan.
Sementara dari Inggris, tampaknya selain karena alasan teknikal pound juga kembali menguat tak lama berselang dari dirilisnya data pinjaman sektor publik yang meningkat dari 4,1 miliar pound ke 5,3 miliar pound.
Namun bagi Edyson peluang koreksi pound masih cukup besar karena data penjualan ritel Inggris yang turun ke level 0,8%. Menurutnya ini yang akan membawa mata uang Inggris kembali jatuh.
“Berdasarkan price action analysis GBP/USD terlihat masih berada dalam trend bearish. Pola bearish continuation yang terbentuk idealnya membawa GBP/USD tetap mengalami pelemahan,” terangnya.
Rekomendasi : Sell on strength
support : 1, 3067 – 1,3029 – 1,3000
resistance : 1,3338 – 1,3293 – 1,3229
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News