Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minimnya data domestik menekan nilai tukar rupiah di hadapan greenback dalam sepekan ini. Apalagi bursa pencalonan gubernur Federal Reserve semakin hangat. Lolosnya anggaran fiskal 2018 membuka jalan cerah bagi rencana reformasi pajak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah terlihat koreksi tipis 0,03% ke Rp 13.519 per dollar AS ketimbang hari sebelumnya Rp 13.515 per dollar AS. Dalam sepekan nilai tukar rupiah koreksi 0,15%.
Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada di level Rp 13.517 per dollar AS, menguat 0,03% ketimbang posisi hari sebelumnya. Dalam sepekan, rupiah melemah 0,07% dari Rp 13.508 per dollar AS.
Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri melihat, pelemahan rupiah disebabkan oleh asing yang kembali melirik dollar. Pasalnya sejumlah data ketenagakerjaan AS yang terbit pada pekan ini menunjukkan kinerja yang ciamik, terutama klaim pengangguran yang turun ke 222.000 atau jauh dari ekspektasi pasar maupun realisasi periode sebelumnya di 240.000.
Arah kebijakan pajak dan keuangan AS pun terlihat semakin siap. "AS telah menerbitkan anggaran fiskal 2018 dan akan mempermudah reformasi Trump," jelas Reny.
Yellen yang telah menyetujui anggaran fiskal menjadi sentimen bagus bagi pelaku bisnis di AS yang menantikan reformasi pajak serta mengerek kurs dollar AS. Di sisi lain, sejumlah nama seperti Robert Taylor dan Jerome Powell telah mewarnai bursa calon pengganti Yellen. Dengan demikian pasar dapat semakin mengantisipasi pergerakan roda ekonomi AS di tahun depan.
Ke depan, Reny menjelaskan perhatian pasar akan terus teralihkan oleh perbincangan fiskal dan bursa gubernur The Fed. Reny melihat potensi koreksi rupiah dengan rentang Rp 13.470-Rp 13.560 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News