kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.555.000   9.000   0,58%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

Koreksi rupiah bisa berlanjut


Senin, 28 Desember 2015 / 08:09 WIB
Koreksi rupiah bisa berlanjut


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Di tengah sepinya perdagangan di akhir tahun, rupiah ikut terseret. Pelemahan rupiah diprediksi masih akan berlanjut awal pekan ini.

Di pasar spot, Jumat (25/12), nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah tipis 0,06% dari hari sebelumnya ke Rp 13.632. Sedang kurs tengah rupiah di Bank Indonesia pada Rabu (23/12) tergerus 0,21% jadi Rp 13.644.

Andri Hardianto, pengamat mata uang dan komoditas, mengatakan, sebenarnya rupiah sempat menguat sebelum pasar Indonesia libur. Namun setelah rilis data ketenagakerjaan AS Kamis (24/12) lalu, rupiah kembali turun.

Jumlah klaim pengangguran mingguan AS membaik dari sebelumnya 272.000 jadi 267.000. Ini jadi sumber tenaga kenaikan USD. Kendati begitu, ada kabar positif dari domestik, di mana pemerintah merilis paket kebijakan jilid delapan.

Lalu 92,2% target belanja pemerintah tahun ini dialokasikan untuk tujuan menjaga defisit sekitar 2,7%. Keputusan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) juga memberi angin segar bagi rupiah. Karena hal itu mengurangi beban biaya produksi dan distribusi, sehingga menjaga level inflasi.

Hanya saja, Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang Bank Mandiri, menuturkan, secara teknikal peluang koreksi masih terbuka karena penguatan sudah berlangsung sejak kenaikan suku bunga The Fed.

Dengan sepinya kondisi pasar seperti ini, investor perlu mewaspadai aksi profit taking. “Sebab Selasa (29/12), ada beberapa data AS yang diprediksi memuaskan pasar,” kata Rully.

Dari dalam negeri, Andri menambahkan, pasar harus mengantisipasi sentimen negatif naiknya angka kepemilikan asing di obligasi pemerintah jadi 37,4%, serta tingginya kebutuhan dollar AS di akhir tahun.

Andri memprediksi rupiah Senin (28/12) akan bergerak melemah di kisaran 13.550–13.800. Senada, Rully memperkirakan rupiah melemah di 13.625–13.725.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×