Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) menurun, setelah reli empat hari. Pemberlakuan tarif impor CPO oleh India menyebabkan ekspor CPO Malaysia mengalami penurunan yang cukup besar.
Harga CPO untuk pengiriman April 2013, Jumat (25/1), di Bursa Malaysia turun 1,49% menjadi RM 2.445 per metrik ton. Sementara, harga CPO untuk pengiriman April 2013 di Bursa Komoditi dan Derivatif, Senin (28/1), terkoreksi 1,16% menjadi Rp 7.635 per kilogram.
Data ekspor CPO Malaysia periode 1-25 Januari menunjukkan penurunan 14,1% menjadi 1,10 juta ton dibanding periode yang sama Desember 2012. Seperti kita tahu, Rabu pekan lalu, India mengumumkan kenaikan tarif dasar impor CPO sebesar US$ 820 per ton dari sebelumnya US$ 447 per ton, sebagai upaya mencegah banjir CPO murah dari Indonesia dan Malaysia.
"Dalam jangka panjang, aturan ini akan mendorong India untuk memakai CPO lokal sebelum mengimpor dari Malaysia dan Indonesia," kata Alan Lim Seong Chin, analis Kenanga Investment Bank, Malaysia, kepada PalmHQ.
Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures mengatakan, penurunan harga CPO ini semata-mata disebabkan oleh aksi ambil untung di akhir pekan lalu. Para pelaku pasar melihat, kenaikan tarif impor CPO di India bakal memicu penurunan permintaan CPO.
Ketidakstabilan pasar CPO juga terlihat dari penurunan ekspor CPO Malaysia. "Penguatan harga selama empat hari berturut-turut sepekan lalu dimentahkan oleh data ekspor Malaysia yang menunjukkan hasil yang tidak begitu bagus, sehingga banyak pelaku pasar melakukan aksi ambil untung," kata Ariana.
Ibrahim, analis Harvest International Futures mengatakan, di awal pekan ini, harga CPO cenderung tertekan karena penurunan ekspor Malaysia. Selain itu, pelaku pasar cenderung menunggu hasil pertemuan ekonomi Eropa dan rapat Federal Open Market Committee.
Menurut Ibrahim, pelaku pasar cenderung mengambil posisi jual dan menunggu keluarnya pernyataan atau data baru. Ia menambahkan, tarif impor CPO India menekan pergerakan harga CPO dalam jangka pendek. Tapi, tarif ini justru menguntungkan dalam jangka panjang karena dapat menstabilkan permintaan CPO dari India.
Koreksi harga bisa terjadi dalam dua hari. "Setelah itu akan ada peningkatan harga, khususnya setelah rapat FOMC selesai," kata Ibrahim.
Sampai akhir pekan ini, Ariana memprediksi, harga CPO akan menguat terbatas, dan bergerak berkisar RM 2.376- RM 2.470 per metrik ton. Proyeksi Ibrahim, CPO menguat terbatas di RM 2.376-RM 2.476 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News