Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Roy Franedya
JAKARTA. Proses restrukturisasi obligasi anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Enercoal Resources Pte. Ltd., terus bergulir. BUMI berencana mengajukan permohonan persetujuan restrukturisasi dalam Rapat Para Pemegang Obligasi (RUPO) Konversi pada 20 Juni 2014.
Dalam RUPO itu, BUMI akan meminta persetujuan beberapa poin restrukturisasi seperti memperpanjang jatuh tempo yang sebelumnya 5 Agustus 2014, mengubah harga konversi dan kupon obligasi yang senilai US$ 375 juta.
"Deutsche Bank AG akan bertindak sebagai Agen Solisitasi tunggal dan The Bank of New York Mellon akan bertindak sebagai Tabulation Agent untuk mengadakan persetujuan tersebut," tulis Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI dalam penjelasan resmi, Jumat (6/6).
Satu poin lain yang menarik adalah BUMI pun meminta konversi wajib berdasarkan opsi yang dimiliki penerbit obligasi senilai maksimum US$ 125 juta. Poin ini menarik dicermati terutama jika mengacu pada klausul awal obligasi konversi tersebut.
Awalnya, obligasi tersebut dapat dikonversi menjadi saham biasa BUMI dengan nilai Rp. 3.366,9 per saham. Konversi obligasi bisa dilakukan setiap saat dalam periode 41 hari setelah tanggal penerbitan obligasi sampai dengan 10 hari sebelum tanggal jatuh tempo.
Klausul ini tentu susah untuk diwujudkan lantaran harga saham BUMI sudah jauh di bawah itu. Pada penutupan perdagangan Jumat (6/6), harga BUMI ditutup turun 2,02% menhadi Rp 194 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2014, Enercoal menerbitkan obligasi konversi senilai US$ 375 juta pada 5 Agustus 2009. Obligasi itu akan jatuh tempo pada 5 Agustus 2014 berkupon 9,25% per tahun.
Melihat kondisi keuangan yang morat-marit, BUMI tentu sulit untuk melunasi obligasi tersebut sesuai tanggal jatuh tempo. Bayangkan, BUMI hanya memiliki kas dan setara kas senilai US$ 27,68 juta per 31 Maret 2014.
Minimnya kas internal ini juga yang menjadi penyebab BUMI gagal membayar kupon obligasi valas yang telah jatuh tempo pada 12 Mei 2014. Nilai obligasi yang diterbitkan anak usaha BUMI, Bumi Capital Pte Ltd, itu sebesar US$ 300 juta.
Namun, menurut manajemen BUMI, perseroan memiliki waktu tenggang hingga 11 Juni 2014. Jika pada tanggal itu BUMI tidak juga memenuhi kewajibannya, maka pemegang obligasi berhak meminta percepatan pembayaran.
Bank of New York selaku administrator sistem akan meminta pemegang obligasi untuk memutuskan secara voting terkait wanprestasi (default). Jika mayoritas suara menyetujui, maka BUMI wajib membayar obligasi berbunga 12% per tahun itu. Adapun, obligasi ini memiliki waktu jatuh tempo 10 November 2016.
Veri Nurhansyah Tragistina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News