Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan semen diproyeksi masih prospektif tahun depan. Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Christian Kartawijaya memproyeksi permintaan semen akan tumbuh 4%-5% tahun depan. Hal ini seiring dengan masih bergulirnya anggaran infrastruktur dan tumbuhnya perekonomian.
Selain itu, konsumsi semen kantong juga masih berjalan di masa pandemi. Untuk memaksimalkan penjualan, INTP akan menggenjot segmen digital, dengan mengubah cara-cara pemasaran yang semula konvensional ke arah digital campaign.
Per kuartal III-2021, penjualan semen INTP juga masih tumbuh positif. Konstituen Indeks Kompas100 ini membukukan penjualan domestik dan ekspor sebesar 13,04 juta ton atau naik 6,9% secara year-on-year (yoy). INTP masih optimistis, target pertumbuhan penjualan sebesar 4%-4,5% tahun ini akan tercapai.
“Mudah-mudahan bisa mencapai, industri semen masih oke,” terang Christian saat kunjungan media secara virtual dengan Kontan.co.id, Rabu (17/11).
Baca Juga: Pendapatan naik, laba Jasa Armada Indonesia (IPCM) ikut terkerek 29,83% yoy
Secara rinci, volume penjualan domestik per kuartal III-2021 mencapai 12,7 juta ton atau naik 4,9% secara yoy. Sementara volume penjualan ekspor mencapai 333.000 ton atau melesat 288%. Tahun ini, ekspor klinker ditargetkan mencapai 400.000 ton atau naik 4 kali lipat. Ekspor akan dilakukan melalui plant di Tarjun, Kalimantan Selatan.
Di tahun depan, INTP berencana mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 1,1 triliun hingga Rp 1,2 triliun. Adapun penyerapan capex tahun ini diperkirakan di kisaran Rp 900 miliar sampai Rp 1 triliun.
Analis MNC Sekuritas Rudy Setiawan menilai, kebijakan pemerintah yang masih memprioritaskan pembangunan infrastruktur di tahun depan akan mendorong permintaan semen curah, yang hingga akhir kuartal ketiga pertumbuhannya masih stagnan.
Selain itu, pemerintah juga cukup percaya diri untuk melakukan pemindahan ibu kota baru. Diharapkan para pelaku semen dapat menangkap peluang dari kelanjutan rencana tersebut.
Baca Juga: Laba bersih Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) terkerek di kuartal III-2021
Suku bunga rendah dan sejumlah relaksasi juga telah terbukti meningkatkan penjualan properti, sehingga pengembang membutuhkan lebih banyak persediaan rumah dan akan mendorong penjualan semen. MNC Sekuritas memperkirakan konsumsi semen domestik akan meningkat sekitar 65,91 juta ton pada tahun ini dan akan tumbuh menjadi sekitar 70 juta ton pada tahun depan.
Di satu sisi, Rudy mengamini, kenaikan harga batubara berimplikasi negatif terhadap biaya produksi emiten semen. Kenaikan harga batubara ini berpotensi meningkatkan biaya pokok batubara sebesar 10%-15% di akhir tahun bagi perusahaan semen.