Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana saham kurang mengesankan di tahun 2023 lalu. Meskipun di pengujung tahun, kinerja reksadana saham mulai positif.
Analis memperkirakan, pemulihan return kinerja reksadana saham berlanjut pada tahun 2024, meskipun terbatas.
Berdasarkan data Invofesta, sejak Januari 2023 hingga Desember 2023 return reksadana saham turun 3,73%. Meski begitu, periode 30 November - 29 Desember 2023 ada perbaikan dengan return 0,41%.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menilai, pada awal tahun ini kinerja reksadana saham berpotensi melanjutkan perbaikan. Ini didorong sentimen January Effect.
"Betul, sinyalnya cukup kuat di bulan Januari ini, apalagi ada momen Pemilu yang sebentar lagi akan dilaksanakan di tengah belanja masyarakat yang akan naik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/1).
Baca Juga: Simak Saran Analis dalam Menyusun Portofolio Investasi di Tahun Politik Berikut Ini
Secara umum, pada tahun 2024 Infovesta memproyeksikan kinerja reksadana saham masih akan ada potensi kenaikan. Hanya saja pertumbuhan return akan terbatas.
Menurut Fajar, tren perlambatan ekonomi global serta sentimen setelah Pemilu yang cenderung membuat pasar untuk turun. "Namun di semester II 2024 seharusnya pasar saham akan naik, dikarenakan efek penurunan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia yang akan memberikan dampak positif," ujarnya.
Ia pun memperkirakan return kinerja reksadana saham di 2024 ini akan berkisar 4% hingga 8%. Dengan demikian, Fajar menyarankan investor bisa mencermati reksadana saham yang fokus pada saham-saham big caps dan undervalued.
Selain itu bisa melakukan diversifikasi ke reksadana saham luar negeri, seperti fokus berinvestasi di Amerika Serikat (AS). "Dikarenakan konsensus pasar menunjukkan pasar saham AS masih akan mampu tumbuh di tahun 2024," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News