kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kondisi makro membaik, return obligasi korporasi dan pemerintah berpotensi membaik


Kamis, 10 Januari 2019 / 21:29 WIB
Kondisi makro membaik, return obligasi korporasi dan pemerintah berpotensi membaik


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja instrumen obligasi korporasi memperlihatkan pertumbuhan.

Mengutip Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks obligasi korporasi atau INDOBeX Corporate Total Return mengalami pertumbuhan sebesar 0,27% (ytd) ke level 263,581 pada Kamis (10/1). Sebelumnya berada di level 263,434.

Sementara kinerja INDOBex Government Total Return selaku indeks obligasi pemerintah, mengalami kenaikan sebesar 0,02% ke level 236,680 pada Kamis (10/1). Sebelumnya berada di level 263,622.

Melihat hal ini, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Managament Eric Sutedja mengatakan, prospek return obligasi akan jauh lebih baik dari tahun 2018. "Hal ini juga dilandasi dari positifnya kondisi makro Indonesia di tahun 2019," tambahnya.

Ia juga berpandangan return obligasi korporasi akan sama dengan tingkat kupon return obligasi pemerintah, ditambah capital gain atau penguatan harga obligasi.

Dengan cuan yang lebih tinggi, Eric berpandangan obligasi pemerintah lebih menarik. Namun begitu sentimen yang perlu diperhatikan adalah kondisi politik menjelang pemilihan presiden dan kondisi makro ekonomi indonesia.

Sementara Kepala Riset PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana menjelaskan, secara makro, kedua obligasi memiliki potensi return yang baik. Dirinya melihat dari kondisi inflasi dalam negeri yang dinilai sangat terjaga. "Setidaknya sampai dua tahun ke depan, ada di angka 3,0%- 4,0% year on year," jelasnya.

Ada sentimen eksternal dan internal yang perlu diperhatikan obligasi korporasi dan pemerintah. Sentimen eksternal atau global, masih akan terefleksi dalam nilai rupiah dan Risk Free Rate (SUN 10 tahun). Sementara sentimen internal atau dalam negeri bisa diperhatikan melalui inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan kinerja ekspor. "Terutama yang berkaitan dengan pertumbuhan sektor manufaktur dan current account deficit," terangnya.

Menilik komposisi investor, dimana SUN mampu menarik jumlah investor lebih dari 37%, bisa diprediksi bila isu global lebih membuat pelaku pasar sensitif. Hal ini tak hanya termaktub dari perundingan AS dan Cina, tetapi juga normalisasi kebijakan The Federal Reserve (The Fed), yield US Government Bond, harga minyak dan pergerakan saham di pusat dunia.

Melalui hal tersebut, secara cateris paribus, Fikri memperkirakan kemungkinan yield SUN 10 tahun Indonesia akan berada di angka 7,5% - 8,5% selama 2019 - 2020.

Sementara Eric memprediksi yield FR78 di akhir 2019, akan berada di level 7,7%. "Untuk potensi return obligasi korporasi, ada di angka 7-8% sementara obligasi pemerintah ada di angka 9-10%," tandasnya saat dihubungi Kontan pada Kamis (10/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×