kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Komodo Bond resmi masuk bursa London


Kamis, 14 Desember 2017 / 12:25 WIB
Komodo Bond resmi masuk bursa London


Reporter: Cipta Wahyana, Dimas Andi, Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menorehkan sejarah. Operator jalan tol pelat merah ini menerbitkan dan mencatatkan Komodo Bond di London Stock Exchange. Komodo Bond adalah sebutan untuk obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan di luar negeri (global IDR bond).

Meski mundur dari jadwal awal, Komodo Bond JSMR relatif menarik minat investor asing. Lihat saja, target total penerbitan Komodo Bond adalah Rp 4 triliun. Nyatanya, total permintaan mencapai sekitar Rp 15,7 triliun.

Obligasi tenor tiga tahun dan menawarkan kupon 7,5% per tahun ini diminati investor Asia, Amerika dan Eropa. "Kami senang melihat banyak investor global yang berpartisipasi pada penerbitan obligasi Komodo ini," kata Desi Arryani, Presiden Direktur JSMR seperti dilaporkan Jurnalis KONTAN Cipta Wahyana dari London, Rabu (13/12).

Ekonom BCA Sekuritas David Sumual berpendapat, penerbitan obligasi ini akan membuat instrumen keuangan Indonesia lebih dikenal dunia. Ia menilai, seharusnya minat asing terhadap instrumen ini di masa depan semakin bertambah.

Sebab, selain kuponnya lebih tinggi daripada surat utang negara (SUN) yang jatuh tempo November 2020 sebesar 5,85% per tahun, proyek jalan tol yang terus bergulir memoles prospek Komodo Bond. "Pemerintah yang terus mendorong pembangunan infrastruktur, bisa membuat prospek surat utang ini semakin menarik," tandas David.

Kupon 7,5% per tahun dari Komodo Bond JSMR memang termasuk tinggi. Tapi ke depan, tak menutup kemungkinan kupon akan turun, seperti yang terjadi pada Dim Sum Bond (Tiongkok) dan Masala Bond (India).

Analis Obligasi Ashmore Asset Management Anil Kumar berpendapat, imbal hasil tak selalu jadi perhatian utama investor. "Risiko default perusahaan, rating surat utang dan perusahaan, serta kondisi ekonomi negara juga dicermati investor," ujar dia. Karena itu, investor belum tentu keluar dari Komodo Bond meski ada tawaran obligasi dengan kupon lebih tinggi.

Kendati memiliki prospek bagus, para manajer investasi di Indonesia masih belum tertarik menjadikan Komodo Bond sebagai pengisi portofolio reksadana mereka. Markam Halim, Managing Director, Head Sales & Marketing Henan Putihrai Asset Management mengatakan, obligasi ini kurang cocok bagi investor reksadana Indonesia, meski kuponnya cukup tinggi.

Markam mengatakan, Komodo Bond ditujukan untuk menarik investor asing berinvestasi di Indonesia. "Jika kami menerbitkan reksadana dengan underlying Komodo Bond JSMR dan market kami adalah lokal, maka agak kurang pas," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×