Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sterling terseret oleh dollar AS setelah rilis data tenaga kerja Inggris mengecewakan. Namun, GBP berpeluang kembali unggul lantaran belum ada sentimen positif yang dapat mengangkat USD.
Mengutip Bloomberg, Rabu (20/4) pukul 19.48 WIB, pairing GBP/USD tergerus 0,05% ke level 1,4391 dibanding sehari sebelumnya.
Tonny Mariano, analis PT Esandar Arthamas Berjangka memaparkan, pelemahan GBP di depan USD lebih terbatas meski data domestik Inggris negatif. Hal ini disebabkan oleh pernyataan mantan Gubernur Bank Sentral Inggris (BOE), Mervyn King yang menyarankan masyarakat untuk tidak fokus pada isu Brexit sebelum melihat hasil referendum. "Ini membuat sterling sedikit terangkat," paparnya.
Sementara dollar AS tertekan oleh data perumahan Amerika Serikat (AS) bulan Maret yang tidak sesuai proyeksi. Building Permits berada di angka 1,09 juta turun dari angka sebelumnya 1,18 juta. Semenatar Housing start juga turun menjadi 1,09 juta dari sebelumnya 1,19 juta.
Pergerakan USD selanjutnya menanti data klaim pengangguran mingguan AS yang diprediksi naik menjadi 265.000 dari sebelumnya 253.000. Data tersebut akan dirilis Kamis malam (21/4).
Sedangkan dari sisi poundsterling, Inggris akan merilis data penjualan ritel bulan Maret dengan prediksi membaik ke level minus 0,1% dari sebelumnya minus 0,4%. Tonny menebak, pasangan GBP/USD akan berbalik menguat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News