Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
Citra Tubindo memproduksi sekaligus memasok berbagai barang dan pipa anti karat untuk kegiatan eksplorasi dan pengeboran migas. Pria yang memiliki hobi martial arts, olahraga layar, golf, dan menyelam ini mengaku, pengalaman pertamanya di industri perpipaan cukup mendebarkan.
Klien pertamanya adalah Mobil Oil, perusahaan yang kemudian merger dengan Exxon. Ia harus memasok pipa berlapis tembaga dan seng. Spesifikasinya, ketebalan lapisannya mesti 1/1.000 dari 1 inci. “Sangat tipis,” ujarnya.
Takut kualitas pipa Citra Tubindo tidak sesuai harapan, Mobil Oil sempat membeli pipa cadangan dari Jepang. “Sebetulnya, perusahaan asing tidak percaya Indonesia?” cetus Kris.
Mobil Oil, kata Kris, juga menginspeksi mendadak dalam waktu seminggu tanpa menentukan kapan persisnya. “Kami berjaga-jaga dari pagi sampai malam setiap hari sampai akhirnya mereka datang jam 03.00 pagi?” kenang Kris.
Setelah melewati pemeriksaan, Mobil Oil menyatakan Citra Tubindo lulus ujian. Sejak saat itu, perusahaan ini selalu masuk ke dalam daftar peserta tender ExxonMobil.
Sukses Kris di bisnis alat pendukung migas saat itu tak lepas dari kejeliannya melihat peluang. Saat banyak perusahaan migas dan pendukungnya gulung tikar lantaran harga minyak menyentuh US$ 10 per barel, Kris memanfaatkan momentum ini untuk mengoleksi banyak hak paten pipa. Misalnya, milik Vam dan Nippon Steel.
Filosofi Kris dalam berbisnis adalah harus selalu naik kelas. Kini, dari bisnis pengangkutan, usaha Kris sudah menggurita ke bisnis perbaikan, produksi pipa, dan jasa pengeboran. Citra Tubindo pernah mengebor minyak di Irak, Tunisia, hingga Mesir.
Saat itu, Kris mulai mengembangkan investasinya ke Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Dua tahun belakangan, Citra Tubindo juga telah memproduksi 11 unit modul rig dan floating production storage and offloading (FPSO).
Mengaku nyaris bangkrut, Kris Wiluan berhasil membawa perusahaannya Berjaya. Bahkan, Kris Wiluan mendapatkan penghargaan Indonesia Ernst & Young Entrepreneur of The Year 2009 dan masuk dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia pada 2007 hingga 2009 versi Forbes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News