kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja Wismilak makin tertekan cukai rokok


Minggu, 12 November 2017 / 22:19 WIB
Kinerja Wismilak makin tertekan cukai rokok


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren penurunan volume penjualan rokok, emiten rokok besar diperkirakan mampu bertahan.Tapi, emiten rokok second liner seperti PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) akan lebih terpengaruh.

"Yang jadi masalah sekarang volume penjualan second liner lebih banyak terpengaruh dari kenaikan cukai, sementara pemain utama karena memiliki brand yang cukup kuat sulit konsumen mereka yang sekarang untuk berpindah," kata Alfred Nainggolan, Analis Koneksi Kapital, Jumat (10/11).

Ketika emiten lapis kedua menaikkan harga jual untuk menyesuaikan dengan kenaikan tarif cukai rokok, konsumen diperkirakan akan lari pada merek rokok yang lebih terkenal. "Harga sudah naik lebih baik, sekalian pindah ke rokok yang premium sekalian," kata Alfred. Ditambah, kemampuan pemain utama rokok untuk menyedot pasar apabila menaikkan harga jual yang lebih rendah dari pemain rokok lapis kedua.

Alfred memproyeksikan kedepan sulit bagi emiten rokok mencatatkan pertumbuhan besar. "Kemungkinan pertumbuhan konsumsi rokok untuk pemain utama bukan berasal dari konsumer baru, melainkan para konsumen lama yang berpindah menggunakan rokok mereka atau karena pemain ketiga perusahaan rokok yang tutup seiring naiknya tarif cukai rokok," kata Alfred. Dari sisi valuasi yang lebih murah, Alfred menjagokan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Kinerja keuangan WIIM hinnga kuartal III 2017 mencatatkan penurunan laba periode berjalan sebesar 66,38% menjadi Rp 26,6 miliar. Senada, pada pendapatan WIIM juga mencatatkan penurunan sebesar 11,75% menjadi Rp 1,14 triliun. Penurunan kinerja yang signifikan ini semakin tertekan karena beban usaha WIIM hingga September 2017 naik 2,82% menjadi RpP 295 miliar dari Rp 286 miliar.

Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani merekomendasikan hold WIIM di target harga Rp 350 per saham. "Secara teknikal WIIM bisa profit taking, tapi kalau dilihat dia bisa pembalikan arah, saya melihat ada potensi menguat, bisa hold," kata Riska, Jumat (10/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×