kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Kinerja Waskita Karya (WSKT) Masih Kelabu, Begini Kata Analis


Selasa, 04 November 2025 / 18:27 WIB
Kinerja Waskita Karya (WSKT) Masih Kelabu, Begini Kata Analis
ILUSTRASI. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) telah merealisasikan progres pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan (Japeksel) sebesar 90,11% per akhir September. Progres capai 90,11%, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan ditargetkan rampung 2026.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masih kelabu. Kesehatan perusahaan dan nasib investor ritel belum jelas.

Per September 2025, WSKT mencetak rugi bersih Rp 3,17 triliun. Angka tersebut naik 5,74% dari rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan alias rugi bersih Rp 3 triliun per September 2024.

Pendapatan usaha WSKT tercatat Rp 5,28 triliun per kuartal III 2025, turun 22,08% dari Rp 6,78 triliun pada periode sama tahun lalu.

WSKT juga mencatatkan nilai kontrak baru Rp 5,6 triliun sepanjang Januari-Oktober 2025. Ini turun dari raihan nilai kontrak Rp 6,8 triliun per Oktober 2024. Raihan kontrak baru WKST per Oktober 2025 itu didominasi oleh proyek Sumber Daya Air (SDA). 

Baru-baru ini Waskita Karya juga mendapatkan proyek Paket Pekerjaan Konstruksi Karian Dam-Serpong Conveyance System (KSCS) Project Package 1 senilai Rp484,3 miliar. Sebelumnya, WSK juga mengerjakan Daerah Irigasi (DI) Komering Sub DI Lempuing Fase 3 Paket I di Sumatera Selatan dengan nilai Rp318,54 miliar.

Hingga September 2025, WSKT mencatat nilai kontrak baru Rp 3,9 triliun. Di periode tersebut, ada 65 proyek yang tengah berjalan.

Seperti, pembangunan jaringan konektivitas seperti Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi, Jalan Tol IKN Seksi 3B, dan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B, sampai infrastruktur air yang mencakup Bendungan Mbay serta Jragung. Perseroan menargetkan pembangunan LRT Jakarta Fase 1B senilai Rp 4,1 triliun itu selesai pada Juni 2026. 

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Targetkan Divestasi Tol di Akhir 2025 untuk Perbaiki Arus Kas

Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho alias Oho mengatakan, perseroan kini tak lagi punya fasilitas kredit perbankan. Arus dan langkah perseroan dalam proses pemulihan keuangan pun menjadi terbatas.

Alhasil, WSKT pun akan terus fokus mendivestasikan aset, terutama jalan tol. Nantinya, perseroan tidak akan punya jalan tol lagi.

“Kami juga tidak melakukan investasi baru. Proyek jalan tol yang dikerjakan saat ini adalah proyek strategis nasional (PSN) yang tengah berjalan dan akan segera selesai,” ujarnya dalam Public Expose WSKT, Selasa (4/11/2025).

Perseroan berencana akan menyelesaikan divestasi dua aset tol pada Desember 2025. Salah satunya adalah Tol Cimanggis-Cibitung senilai Rp 3,3 triliun.

Waskita juga menargetkan ada penjualan beberapa arus tol lainnya secara bertahap hingga tahun 2027 untuk memperbaiki arus kas dan menjaga nilai aset.

Beberapa aset yang ditargetkan untuk dilepas tahun depan ada ruas Tol Pemalang-Batang dan Tol Pasuruan-Probolinggo, serta empat ruas minoritas lain, seperti Tol Depok-Antasari.

Sejumlah ruas tol lain yang tengah dalam masa konstruksi dan tengah dikebut untuk meningkatkan konektivitas. Seperti, ruas Tol Bogor-Ciawi Sukabumi (Bocimi) dan Tol Kawiagung-Betung.

“Ada beberapa ruas yang sedang dalam proses untuk mencapai konektivitas dan secara valuasi asetnya bisa tercapai,” tuturnya.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Catat Nilai Kontrak Baru Rp 5,6 Triliun per Oktober 2025

Selain jalan tol, Waskita juga telah melakukan divestasi aset lain. Termasuk, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 megawatt dan aset properti di Bekasi. Namun, WSKT akan terus berfokus menjaga valuasi aset-aset tol sesuai dengan kewajiban restrukturisasi.

Direktur Keuangan Waskita Karya Wiwi Suprihatno menjelaskan, perseroan sudah melakukan empat langkah utama dalam upaya penyehatan keuangan.

Pertama, perbankan MRA perubahan senilai Rp 26,3 triliun yang telah efektif sejak 17 Oktober 2024. Skema restrukturisasi penurunan suku bunga, perpanjangan tenor, dan perubahan cash waterfall.

Kedua, perbankan KMKP senilai Rp 5,2 triliun dan efektif sejak 17 Oktober 2024. Terdapat perpanjangan tenor KMKP selama dua tahun, dari Oktober 2024 menjadi Oktober 2026.

Ketiga, restrukturisasi obligasi dan sukuk penjaminan pemerintah senilai Rp 5 triliun. WSKT dapat persetujuan perubahan financial covenant dan klausul PWA obligasi/sukuk penjaminan yang telah disetujui oleh penjamin pada kuartal I 2025.

Terakhir, restrukturisasi obligasi non penjamin pemerintah senilai Rp 4,7 triliun. WSKT sudah melakukan restrukturisasi 3 seri obligasi yang efektif sejak 21 Maret 2024. 

Saat ini, terdapat 1 seri obligasi untuk direstrukturisasi yaitu PUB III Tahap IV 2019 yang akan digelar RUPO pada akhir 2025 nanti.

Menurut Wiwi, dari kondisi kesehatan keuangan hingga proses restrukturisasi, ini merupakan langkah kolektif untuk memperkuat struktur permodalan dan likuiditas jangka panjang. 

Baca Juga: Rugi Waskita Karya (WSKT) Melonjak Jadi Rp 3,17 Triliun per September 2025

“Hingga saat ini, perjanjian restrukturisasi masih menyisakan serangkaian kewajiban non-jaminan yang tentunya menjadi krusial untuk memastikan seluruh kewajiban restrukturisasi dapat dikelola secara komprehensif dan berkelanjutan,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Nasib dan Prospek WSKT

Terkait proses integrasi BUMN Karya, WSKT tak menutup kemungkinan untuk go private jika dilebur dengan Hutama Karya (HK).

Oho bilang, wacana terakhir adalah mengintegrasikan WSKT dengan HK. Namun, berdasarkan konsolidasi bersama yang telah dilakukan, akan kembali dilakukan kajian ulang terkait proses integrasi ini. 

“Proses studinya membutuhkan waktu untuk dikonsultasikan. Dan mungkin ini akan terlaksana tahun depan. Finalnya akan dilakukan tahun depan,” katanya.

Proses integrasi itu juga akan menggunakan nilai wajar. Kata Oho, nantinya akan ada potensi penurunan nilai aset WSKT, sehingga perseroan perlu melakukan proses penyesuaian agar mendapatkan nilai wajar alias nilai pasar.

Penyesuaian nilai itu dilakukan agar setelah integrasi nanti tidak akan ada angka yang tiba-tiba muncul yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. 

“Intinya, hingga akhir tahun atau tahun depan, kami akan menjalankan bisnis sesuai janji dalam perjanjian restrukturisasi,” ungkapnya.

Suspensi saham WSKT oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran gagal bayar obligasi juga sudah berlangsung lebih dari dua tahun. Padahal, ada potensi Bursa bisa melakukan delisting emiten yang sudah disuspensi lebih dari dua tahun.

Baca Juga: Dua Anak Usaha Waskita Karya (WSKT) Kembali Restrukturisasi Utang

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan, satu-satunya solusi yang bisa dilakukan oleh WSKT memang divestasi atau menjual aset-aset yang dimiliki. 

“Artinya, WSKT cukup menjadi kontraktor saja tanpa perlu memiliki proyek-proyek yang dibangunnya,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (4/11/2025).

Terkait suspensi saham, Budi melihat kemungkinannya kecil bagi WSKT untuk didelisting dari Bursa. Ini lantaran status WSKT sebagai perusahaan pelat merah.

“WSKT itu BUMN, maka keputusan delisting tidak semudah seperti emiten swasta. Jika bukan BUMN, mungkin WSKT sudah didelisting dari dulu,” ungkapnya.

Reydi Octa, Pengamat Pasar Modal mengatakan, WSKT mengalami kerugian terus menerus tiap kuartal, suspensi lebih dari dua tahun juga menggambarkan masalah di tata kelola, dan arus kas dan kepercayaan investor. 

Pemulihan WSKT mungkin harus meliputi pemilihan proyek yang tidak memiliki risiko tinggi dengan sistem pembayaran termin yang lancar agar tidak mengganggu arus kas. 

Baca Juga: Begini Upaya Waskita Karya (WSKT) Restrukturisasi dan Turunkan Beban

Transparansi dan penguatan audit internal juga bisa meminimalisasi proyek mangkrak ke depan. Wacana merger BUMN Karya juga dinilai belum tentu bisa memperbaiki kinerja perusahaan.

“Sebab, fundamental masing-masing entitas juga harus diperbaiki terlebih dahulu, karena merger dalam kondisi belum baik akan berpotensi menulari masalah antar entitas,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (4/11/2025).

Menurut Reydi, potensi delisting ada jika tidak ada progres dalam restrukturisasi, dan tidak memenuhi perintah otoritas, hingga melewati masa 24 bulan suspensi. 

“Namun, potensi pencabutan suspensi akan tetap terbuka bila restrukturisasi utang sudah berjalan dan transparan, ada potensi arus kas kedepan, dan perbaikan tata kelola perusahaan,” ungkapnya.

Reydi melihat, idealnya, emiten dan pemerintah bisa menyelamatkan investor ritel dengan keterbukaan informasi yang penuh mengenai kondisi keuangan dan progres pemulihan.

“Yang terpenting, emiten memberikan kesempatan bagi ritel untuk exit melalui mekanisme khusus jika memungkinkan, serta memberikan road map pencabutan suspensi yang jelas,” tuturnya.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Masih Rugi di Semester I, Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Selanjutnya: PPATK: Perputaran Uang Judi Online Tahun 2025 Capai Rp155 Triliun

Menarik Dibaca: Pasar Aset Kripto Makin Keok, Masih Tepat Beli Bitcoin?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×