Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk atau HM Sampoerna (HMSP) mencatatkan penurunan kinerja pada paruh pertama 2025.
Penjualan bersih HMSP menyusut 4,56% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 57,81 triliun menjadi Rp 55,17 triliun sampai Juni 2025.
Meski begitu, HMSP mampu memangkas beban pokok penjualan sebanyak 7,32% (yoy) menjadi Rp 45,52 triliun. Hasil ini mendongkrak perolehan laba kotor HMSP sebanyak 11,05% (yoy) dari Rp 8,68 triliun menjadi Rp 9,64 triliun.
Baca Juga: HM Sampoerna (HMSP) Pacu Kinerja Tetap Mengepul
Hanya saja, HMSP mencatatkan kenaikan pada sejumlah pos beban. Beban penjualan naik 14,69% (yoy) ke posisi Rp 3,98 triliun. Kenaikan juga terjadi pada beban umum dan administrasi yang meningkat 10% (yoy) menjadi Rp 1,65 triliun.
Selain itu, beban lain-lain HMSP mengalami kenaikan signifikan dari Rp 46,52 miliar menjadi Rp 553,59 miliar. Kemudian, ada lonjakan beban pajak penghasilan HMSP dari Rp 908,48 miliar menjadi Rp 1,61 triliun pada semester I-2025.
Kondisi ini memangkas keuntungan HMSP. Laba bersih HMSP anjlok 35,95% (yoy) dari Rp 3,31 triliun menjadi Rp 2,12 triliun dalam periode enam bulan pertama 2025.
Presiden Direktur HM Sampoerna, Ivan Cahyadi mengungkapkan volume penjualan HMSP turun 1,5% menjadi 39,3 miliar batang, yang terdampak tren downtrading perpindahan dari produk premium ke produk yang lebih murah.
Meski begitu, Sampoerna mencatat peningkatan pangsa pasar sebesar 0,8 poin (yoy) menjadi 31%.
Baca Juga: Penjualan HM Sampoerna (HMSP) per Juni 2025: Rokok Turun 1,5%, IQOS Naik 34,3%
Ivan menambahkan, pada kuartal II-2025 HMSP mencatatkan beban pajak satu kali untuk beberapa tahun fiskal sebelumnya, sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK).
Tanpa mengikutsertakan pencatatan beban tersebut, Ivan menyebut bahwa laba bersih HMSP pada semester I-2025 relatif sama dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dus, penurunan laba bersih pada semester I-2025 tidak mempengaruhi kinerja operasional HMSP.
"Sampoerna dapat meningkatkan pangsa pasar dan mempertahankan kepemimpinan di industri tembakau nasional," ungkap Ivan dalam keterangan tertulis yang dikutip Kontan.co.id, Rabu (6/8).
HMSP Soroti Rokok Ilegal
Dalam lima tahun terakhir, dinamika dan kinerja industri hasil tembakau masih menghadapi tantangan yang dipicu oleh kenaikan kebijakan tarif cukai signifikan di tengah menurunnya daya beli para perokok dewasa, yang dimulai sejak masa pandemi Covid.
Kondisi ini kemudian dibarengi tekanan ekonomi akibat situasi geopolitik.
Hal tersebut mendorong maraknya peredaran rokok ilegal di Indonesia yang secara langsung merugikan pelaku usaha legal, sekaligus menurunkan potensi penerimaan negara dari sektor cukai dan pajak secara keseluruhan.
Baca Juga: HM Sampoerna (HMSP) akan Bagi Dividen Rp 6,53 Triliun, Cek Jadwal Lengkapnya
Soal rokok ilegal, Ivan mengapresiasi langkah Pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang intensif dan tegas memberantas rokok ilegal.
"Melalui edukasi maupun penindakan di lapangan, dengan didukung oleh aparat penegak hukum dan pemerintah daerah demi mengamankan penerimaan negara. Komitmen ini sangat krusial bagi kelangsungan industri hasil tembakau dan kami mendukung penuh upaya kolektif ini," ujar Ivan.
Ivan juga mengapresiasi komitmen Pemerintah dalam menjaga iklim usaha yang kondusif, salah satunya melalui kebijakan untuk tidak menaikkan tarif cukai pada 2025.
"Kami berharap pemerintah dapat mempertimbangkan untuk melanjutkan kebijakan ini guna mendukung tujuan pertumbuhan ekonomi, menjaga serapan tenaga kerja dan penerimaan negara, serta menjaga kelangsungan usaha para pelaku industri legal,” kata Ivan.
Baca Juga: Cek Prediksi Kinerja HM Sampoerna (HMSP) dan Gudang Garam (GGRM) pada Kuartal II-2025
Ivan menegaskan komitmen Sampoerna untuk terus mendukung perekonomian nasional melalui investasi berkelanjutan dengan memperkuat ekosistem industri dan kemitraan. Termasuk dengan mendorong ekonomi kerakyatan yang lebih luas.
Hal ini mencakup penambahan lima kemitraan dengan pengusaha lokal/koperasi daerah pada tahun 2024 menjadi total 43 mitra produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang tersebar di kabupaten/kota di pulau Jawa.
HMSP juga melakukan kemitraan dengan 19.500 petani tembakau dan cengkih dengan jaminan pembelian, kerja sama dengan 1.700 pemasok lokal, serta berkolaborasi dengan 1,5 juta mitra ritel di seluruh Indonesia.
“Selain memperkuat kemitraan dan mendorong ekonomi kerakyatan, Sampoerna juga berinvestasi dan berinovasi secara berkelanjutan, baik dari sisi kegiatan usaha maupun portofolio produk," tandas Ivan.
Selanjutnya: Kinerja Emiten EBT Masih Seksi
Menarik Dibaca: Cek dan Redeem Gift Code Ojol The Game 7 Agustus 2025 Terbaru Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News