kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Cek Prediksi Kinerja HM Sampoerna (HMSP) dan Gudang Garam (GGRM) pada Kuartal II-2025


Rabu, 16 Juli 2025 / 19:12 WIB
Cek Prediksi Kinerja HM Sampoerna (HMSP) dan Gudang Garam (GGRM) pada Kuartal II-2025
ILUSTRASI. Kinerja emiten rokok seperti PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) diproyeksi beragam di kuartal II-2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/20/06/2019


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten di sektor rokok seperti PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) diproyeksikan bakal beragam di kuartal II-2025. 

Berdasarkan riset yang dipublikasikan Indo Premier Sekuritas (IPOT), kinerja laba bersih HMSP diperkirakan tumbuh 80,8% yoy menjadi Rp 1,9 triliun di kuartal II-2025. Peningkatan ini didorong oleh efek basis rendah dari periode yang sama tahun lalu, saat perusahaan terpukul kenaikan cukai 10%.

Sebaliknya, GGRM diprediksi mencatatkan penurunan laba bersih yang signifikan, yakni hingga 69% yoy. Hal ini disebabkan oleh dampak leverage operasional negatif, di tengah volume penjualan yang lemah.

Baca Juga: Wismilak (WIIM) Fokus Jaga Market Share di Tengah Tekanan Cukai dan Rokok Murah

"Dari sisi harga jual, HMSP dan GGRM tercatat telah menaikkan harga rata-rata produk SKM mereka masing-masing sebesar 1,3% dan 0,3% secara kuartalan," kata analis IPOT, Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan dalam risetnya yang dipublikasikan pada Jumat (11/7) lalu.

Namun secara konservatif, IPOT memperkirakan margin kotor (GPM) HMSP dan GGRM akan tetap datar dibandingkan kuartal sebelumnya di level 17,4% dan 9,2%. Ini disebabkan oleh perhitungan biaya tetap yang lebih tinggi akibat pertumbuhan penjualan yang lebih lemah secara kuartalan.

Sementara, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo melihat pergerakan saham HMSP dan GGRM belum bisa naik signifikan dikarenakan sentimen negatif seperti kinerja keuangan. 

"Terlebih saat ini daya beli yang masih melemah dan maraknya rokok murah dan ilegal menjadi penghambat kinerja dari rokok sendiri," ucap Azis kepada Kontan, Rabu (16/7).

Azis menambahkan, meski pemerintah tidak menaikkan tarif cukai pada tahun ini, hal tersebut belum cukup mampu mendorong pemulihan laba bersih perusahaan. Pasalnya, tekanan pada sisi pendapatan masih cukup besar.

Kenaikan Harga Jual Terbatas 

Andrianto dan Nicholas menerangkan kenaikan harga jual rokok diperkirakan masih akan terbatas di paruh kedua tahun ini. Berdasarkan pantauan harga hingga Juni 2025, HMSP telah menaikkan harga sekitar 3% secara tahunan, sementara GGRM hanya 0,6%. Angka ini jauh di bawah rata-rata kenaikan tiga tahun terakhir yang mencapai 8% dan 7,1%.

Keterbatasan ini disebabkan oleh lemahnya daya beli masyarakat, serta fakta bahwa harga eceran rokok Tier-1 saat ini sudah 11,8% di atas ambang batas Harga Jual Eceran (HJE) yang ditetapkan pemerintah. Dengan demikian, ruang untuk penyesuaian harga di sisa tahun ini sangat terbatas.

Baca Juga: Gudang Garam Tak Lagi Serap Tembakau dari Temanggung, Petani Beberkan Penyebabnya

IPOT memandang netral terhadap sektor rokok karena kurangnya kekuatan harga atau pricing power serta potensi kenaikan tarif cukai ganda di tahun 2026. 

"Risiko utama termasuk lemahnya daya beli yang menghambat perusahaan untuk menaikkan harga," ucap Andrianto dan Nicholas.

Dari sisi valuasi, Azis mencatat bahwa rasio price to earnings (P/E) HMSP saat ini sudah berada di bawah rata-rata lima tahunnya. Namun, tren penurunan kinerja tetap menjadi tantangan bagi pergerakan harga saham ke depan.

Sementara itu, valuasi GGRM justru sudah berada di atas +2 standar deviasi (Sd+2), sehingga dinilai relatif mahal atau overvalued.

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Azis menyarankan agar investor lebih memanfaatkan saham HMSP dan GGRM untuk strategi jangka pendek sambil memperhatikan momentuk teknikal.

Azis menyarankan pelaku pasar untuk trading buy saham GGRM di target harga Rp 9.475-Rp 9.575 per saham, serta mencermati saham HMSP di target harga Rp 620-Rp 625 per saham.

Sementara itu, Andrianto dan Nicholas merekomendasikan untuk hold saham HMSP di target harga Rp 610 per saham dan sell saham GGRM dengan target harga Rp 6.900 per saham.

Selanjutnya: Krom Bank Optimistis DPK Tumbuh Positif dan Likuiditas Memadai

Menarik Dibaca: 5 Aroma Parfum yang Cocok Dipakai Siang Hari, Segarnya Bikin Semangat!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×