Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kinerja PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) stagnan pada semester pertama 2017. Meski demikian, analis masih menilai, saham emiten rokok ini justru masih layak di beli.
Menurut laporan keuangan HMSP yang berakhir 30 Juni 2017, HMSP mencatatkan laba Rp 46,59 triliun atau turun 1,4% dibanding periode yang sama 2016 sebesar Rp 47,33 triliun. Laba HMSP juga turun tipis dari Rp 6,15 triliun menjadi Rp 6,05 triliun pada periode Juni 2017.
Analis Samuel Sekuritas Akhmad Nurcahyadi dalam riset Senin (31/7), menyebutkan laba dan pendapatan HMSP masih sesuai dengan perkiraan. Sebagai catatan, Akhamd memproyeksikan penjualan HMSP Rp 103,02 triliun pada tahun ini, dan laba Rp 12,93 miliar.
Meski belum mencapai 50% dari proyeksi, Akhmad melihat kemampuan perusahaan menjaga kestabilan margin hingga semseter I-2017 sebagai indikasi serta cerminan daya tahan serta kekuatan bersaing HMSP di tengah pertumbuhan industri yang sudah mulai meredup.
"HMSP kami lihat masih akan mampu bertahan di tengah kontinuitas tekanan volume penjualan didorong oleh dominasi pangsa pasar pada SKM (Sigaret Kretek Mesin) dan SKT (Sigaret kretek tangan)," kata Achmad dalam riset.
Akhmad merekomendasikan beli saham ini dengan target harga Rp 4.390 per saham. Meskipun HMSP masih akan diterpa kontinuitas kenakan cukai yang melebihi angka inflasi tahunan, dan penerapan PPN pada seluruh rantai distribusi. Ditambah dengan aktivitas kampanye anti rokok yang menekan angka perokok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News