Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
Hanya saja, sejak awal Juni, harga saham CPIN justru berada dalam tren negatif. Pada 9 Juni, harga saham CPIN sempat menyentuh Rp 7.300, namun per 9 Juli sudah berada di Rp 6.325 atau terkoreksi 13,35%.
Rigel meyakini pelemahan harga saham CPIN tersebut lebih disebabkan oleh dua sentimen negatif. Pertama, estimasi penurunan harga ayam pasca lebaran yang sering terjadi secara seasonality. Kedua, pemberlakuan PPKM Darurat yang akan membebani daya beli masyarakat.
“Namun, dalam pandangan kami, respon tanggap yang dilakukan oleh Pemerintah akan menjadi cushion untuk penurunan harga unggas lebih dalam di paruh kedua tahun ini. Di satu sisi, CPIN sebagai integrator unggas terbesar di Indonesia, memiliki segmen hilir untuk processed foods yang lebih diminati konsumen saat terjadi pembatasan sosial,” imbuh Rigel.
Baca Juga: IHSG menguat ke 6.050 pada perdagangan pagi ini (8/7), asing lepas BBCA, TOWR, TLKM
Dengan kinerja solid CPIN pada kuartal I-2021, Rigel pun merevisi proyeksi pendapatan dan laba bersih CPIN pada tahun ini. Perkiraan terbarunya, CPIN akan membukukan pendapatan Rp 51,9 triliun dengan laba bersih Rp 5,4 triliun.
Panin Sekuritas pun merekomendasikan untuk beli saham CPIN dengan target harga Rp 7.800 per saham.
Selanjutnya: Ini rekomendasi saham-saham sektor poultry dari Ciptadana Sekuritas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News