Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) loyo pada separuh pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangannya, pada semester I-2025, SMGR mencatatkan pendapatan yang turun 5% secara tahunan (year-on-year/yoy) ke posisi Rp 15,6 triliun.
Sementara itu, pada kuartal II-2025, emiten Danantara ini mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 2,6 miliar. Ini berbalik dari laba Rp 29,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Strategi Diversifikasi dan Efisiensi PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
Secara kumulatif, laba bersih perseroan semester I-2025 merosot 92% yoy menjadi hanya Rp 40 miliar.
Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer mencermati, lesunya kinerja SMGR datang dari tekanan pada margin akibat persaingan harga intensif di pasar domestik.
“Penurunan permintaan konstruksi, serta tingginya beban operasional turut menjadi tantangan,” katanya kepada Kontan, Selasa (26/8/2025).
Adapun manajemen SMGR mengatasi penurunan pangsa pasar dan profitabilitas dengan merombak model ritel dan meningkatkan ketersediaan produk, alih-alih mengejar perang harga.
Menurut Miftahul, strategi ini cukup tepat dalam jangka panjang, meskipun dampaknya belum terlihat pada separuh pertama 2025.
Baca Juga: Komisaris Semen Indonesia (SMGR) Jual 24.300 Saham, Begini Detailnya
Terlebih, perseroan tengah meningkatkan fokus pada segmen ritel melalui strategi yang lebih fokus pada kondisi masing-masing daerah. “Ini merupakan pendekatan yang lebih realistis dan sesuai dengan kebutuhan pasar lokal,” imbuhnya.
Pasalnya, pada semester I-2025, SMGR juga kehilangan 2,9% pangsa pasar di semen sak dan sebesar 2% di semen curah akibat lemahnya segmen ritel.
Ke depan, Miftahul cukup optimistis dengan rencana ekspor, terutama dengan adanya target ekspor sebesar 500.000 ton semen per tahun ke Amerika Serikat (AS).
Wacananya, rencana ini dilakukan setelah merampungkan proyek fasilitas produksi semen khusus di Tuban, Jawa Timur.
Baca Juga: Pefindo Sematkan Peringkat Peringkat idAAA untuk Semen Indonesia (SMGR)
Namun demikian, Miftahul tak memungkiri lesunya penjualan domestik SMGR masih akan menjadi tantangan ke depan.
“Untuk saat ini, kami masih cenderung menyarankan wait and see untuk SMGR,” pungkasnya.
Selanjutnya: Rebalancing MSCI Efektif Rabu (27/8), Dana Investor Asing Berpotensi Mengalir ke IHSG
Menarik Dibaca: Penting Diketahui! Inilah Gejala Gagal Ginjal dan Penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News